Adik Pelaku Bom Brussels Perkuat Taekwondo Belgia di Olimpiade
BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM – Mourad Laachraoui (usia 20 tahun), adik pelaku bom bunuh diri di Brussels, Belgia Najim Laachraoui (usia 25 tahun), memastikan diri akan tampil membela tim taekwondo Belgia pada Olimpiade 2016. Namun ia belum mencanangkan akan meraih medali di ajang multi even empat tahunan yang berlangsung di Rio De Janeiro, Brasil tersebut.
“Medali emas ? bisa jadi ya, bisa jadi tidak. Tapi saya akan realistis dengan Olimpiade tahun 2020 di Jepang,” kata Mourad Laachraoui tentang peluangnya di Olimpiade 2016, seperti yang dia kemukakan di Daily Star, hari Kamis (26/5).
Mourad mencatat kemenangan dalam Kejuaraan Taekwondo Eropa di nomor 54 kilogram, pada hari Minggu (22/5) dengan mengalahkan atlet taekwondo putra Spanyol, Jesus Tortosa Cabrera dengan skor 6-3.
"Saya mulai mempersiapkan diri untuk semua kejuaraan, dari awal tahun ini,” kata Laachraoui.
Tahun ini, ia meraih medali emas dalam Kejuaraan Taekwondo Amerika Serikat (AS) Terbuka bulan Februari, dan Kejuaraan Luxor Terbuka di Mesir pada bulan Maret. Selain itu, dia juga meraih medali perunggu dari Kejuaraan Taekwondo Kanada Terbuka.
Di Olimpiade 2016, Mourad masuk dalam kelas 54 kilogram.
Berusaha Lepas Bayang-bayang Kakak
Mourad yang akan bersaing di Rio 2016, mengatakan ia akan berusaha lepas dari bayang-bayang kelam kakaknya, Najim, yang melakukan aksi bom bunuh diri Bandar Udara (Bandara) Zaventem, Brussels, Belgia, pada akhir Maret 2016. “Saya terkadang masih takut dan sedih dengan tindakannya,” kata Mourad.
Mourad memilih tidak membicarakan masalah keluarga secara lebih mendalam karena dia khawatir memengaruhi konsentrasi bertanding.
Beberapa hari setelah ledakan bom Brussels, dalam konferensi pers Mourad menjelaskan tentang masa kecil bersama Najim.
“Saat masih muda kami sebenarnya dekat, tapi saya lebih memilih olahraga, dan kami berdua tumbuh terpisah,” kata Mourad seperti yang dia kemukakan di Russian Today,.
Mourad menjelaskan Najim adalah kakak yang baik saat kecil, dan cerdas. “Itulah yang saya ingat dari dia,” Mourad menambahkan. “Saya sudah lama tidak melakukan kontak dengan dia (Najim, red), karena ia berangkat ke Suriah pada tahun 2013,” kata Mourad.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...