Agenda Hiburan 17 – 18 September
SATUHARAPAN.COM – Akhir pekan bagi warga kota besar biasanya identik dengan menghabiskan waktu bersama keluarga. Jika tidak sedang bepergian ke luar kota, ada beberapa pilihan pertunjukan, pameran, dan festival kuliner, yang pantas dikunjungi selama akhir pekan di Jakarta bersama keluarga, teman, atau orang-oranmg istimewa.
Berikut acara pertunjukan dan hiburan pilihan Redaksi satuharapan.com yang dapat menemani pencinta seni dan hiburan melewatkan akhir pekan yang panjang ini.
Sabtu, 17 September 2016
Galeri Indonesia Kaya, pukul 15.00: Rio Febrian
Galeri Indonesia Kaya di Grand Indonesia Shopping Town Lantai 8, Jakarta Pusat, menyajikan pementasan “Indonesia Timur di Mata Ku oleh Rio Febrian”.
Rio Febrian yang berdarah Indonesia Timur memiliki kecintaan terhadap kekayaan budaya khas Indonesia Timur, khususnya terinspirasi oleh musik. Dengan suaranya yang merdu, ia akan membawakan lagu-lagu bertemakan Indonesia Timur untuk terus menginspirasi generasi-generasi saat ini akan kekayaan musik daerah tersebut. Lagu-lagu daerah akan disajikan dengan aransemen gaya Rio untuk dapat dinikmati dan dihayati penonton yang hadir.
Rio Febrian, salah satu penyanyi papan atas Indonesia, mengawali kariernya dari kompetisi Asia Bagus, dan sejak saat itu ia menelurkan banyak karya. Rio berduet dengan musisi-musisi papan atas lainnya, tak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri.
Balai Sarbini, pukul 19.00: Konser 3 Diva Jakarta 2016
Balai Sarbini di Jakarta Selatan menggelar Konser 3 Diva Jakarta 2016.
Grup vokal 3 Diva yang beranggotakan Krisdayanti, Titi DJ, Ruth Sahanaya, memuaskan dahaga penggemarnya dengan kembali tampil di atas panggung musik Tanah Air. Event yang dipromotori oleh JR Production ini digelar tur di tiga kota besar, yaitu Yogyakarta, Jakarta, Surabaya.
Setelah sukses tampil di Yogyakarta pada 23 April 2016, kini giliran Jakarta menjadi kota selanjutnya untuk tur yang bertajuk “Live Exclusive Concert 3 Diva”.
Ari Joshua, owner dari JR Production, menuturkan konser ini menjadi ajang nostalgia bagi tiga penyanyi ini bersama penggemarnya setelah cukup lama tidak tampil bareng di atas panggung. Ketiganya akan menyanyikan lagu-lagu hits mereka dengan aransemen musik baru.
Harga Tiket Masuk : Rp 4.000.000 (diamond class), Rp 3.000.000 (platinum class), Rp 2.000.000 (gold class), Rp 1.500.000 (silver A class), Rp 1.000.000 (silver B class), Rp 750.000 (bronze A class), Rp 500.000 (bronze B class).
Summarecon Mal Bekasi, pukul 16.00: Festival Kuliner Bekasi (FKB)
FKB menawarkan beragam makanan Nusantara bagi pengunjung yang rindu memanjakan lidah dengan cita rasa masakan Indonesia. Tahun ini, pengunjung diajak mencicipi aneka kuliner dan kebudayaan khas Jawa Tengah. Acara yang berlangsung mulai 9 September hingga 2 Oktober 2016 ini memiliki tagline “Panganane Wenak, Musike Jos..!!” (makanannya enak, musiknya jos).
Tahun ini, FKB hadir memadukan festival kuliner dengan hiburan musik. Selama 24 hari, pada hari Senin-Kamis pengunjung dapat menikmati acara mulai pukul 16.00-22.00 WIB, sedangkan untuk hari Jumat mulai pukul 16.00-23.00 WIB. Untuk hari Sabtu dan hari libur dimulai pukul 11.00-23.00 WIB, sementara hari Minggu mulai pukul 11.00-22.00 WIB.
Tahun ini FKB hadir dengan konsep yang memadukan dua event yang ada di tahun sebelumnya yakni event The Downtown Walk Festival yang berisi penampilan musik dari musisi ternama dengan Festival Kuliner Bekasi yang berisi ragam kuliner. Selain dapat mencicipi ragam kuliner lezat, pengunjung dimanjakan dengan penampilan sederet artis ternama seperti Geisha (17 September), Repvblik (24 September), dan Kahitna (1 Oktober), setiap pukul 19.00 di panggung The Downtown Walk Summarecon Mal Bekasi.
@america, pukul 19.00-20.30: That Speakeasy Sound with Jamie Aditya
@america di Pacific Place Mall Lantai 3, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 17 September, pukul 19.00 – 20.30 WIB menampilkan pementasan “That Speakeasy Sound with Jamie Aditya”.
Penyelenggara mendeskripsikan pergelaran itu sebagai berikut: “Kami punya kunci untuk membuka pintu rahasia blues dan jazz terbaik dari tahun 1920 dan 1930-an. Ayo belajar bagaimana era Prohibition membentuk musik Amerika dan dengarkan lagu-lagu terbaik dari era ini, dibawakan oleh crooner malam ternama Indonesia.”
Pergelaran ini dibuka untuk umum, tanpa dipungut biaya.
Grand Galaxy Park Mall Bekasi: Pameran Foto Glamseekers
Erasmus Huis, Pusat Kebudayaan Belanda, menyelenggarakan pameran foto dari Annemarie Ruys "Glamseekers", 17 September 2016– 25 September 2016.
Pameran foto popular karya Annemarie Ruys tahun lalu digelar di Gallery Fatahillah. Kini, pameran foto digelar kembali. Setelah digelar di Mall of Indonesia dari 2 hingga 16 September, saatnya pameran foto digelar di Grand Galaxy Park Mall di Bekasi dari 17 hingga 25 September.
Minggu, 18 September 2016
Galeri Indonesia Kaya, pukul 15.00: Penti – Kilas Seni dari Flores
Galeri Indonesia Kaya menghadirkan Penti – Kilas Seni dari Flores oleh Atieq SS Listyowati
Bagi masyarakat Wae Rebo suku Manggarai di Flores, Penti merupakan tradisi yang wajib dilestarikan karena mengandung keluhuran nilai sebagai ucapan syukur kepada Tuhan dan leluhur atas hasil panen sekaligus merupakan wahana rekonsiliasi dan rajutan tali perdamaian antarwarga.
Upacara Penti adalah salah satu ritual masyarakat di Indonesia Timur sekaligus cerminan budaya Indonesia, sebagai pengingat masyarakat di seluruh kawasan Nusantara adalah sesama saudara yang wajib untuk saling menghargai, mendukung, membantu satu sama lain menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik, rukun, bahagia dan sejahtera, makmur dan sentosa.
Atieq SS Listyowati, yang mengenyam studi jurnalistik di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Bandung, menghadirkan ritual ini dalam pertunjukan kontemporernya. Ia adalah pelaku seni performa (performance art) yang mengawalinya dengan melakukan observasi berbagai ritual tradisi khususnya di Indonesia sebagai awal keberadaan seni pertunjukan dan performance pada umumnya.
Kesukaannya melakukan perjalanan tugas selaku jurnalis sekaligus beraktivitas kesenian membuatnya semakin cenderung mengapresiasi seni. Dengan menjuluki dirinya sebagai “musafir gaul”, Atieq semakin meruncingkan perhatiannya dan waktunya untuk kesenian. Sebuah genre dalam sejarah seni di Barat yang disebut dengan 'performance art' kemudian menjadi fokus utamanya. Genre dalam seni kontemporer ini diyakininya merupakan ritual baru masyarakat modern yang terkena bias sekaligus mengkritisi kehidupan modern seperti halnya jurnalistik.
Fokus perhatiannya ini membuahkan beberapa tulisan dan hasil pengamatannya ini dibukukan agar menjadi acuan para pelaku dan pegiat seni performa di Indonesia (Sejarah Performance Art, Sebuah Introduksi, AppreRoom Publishing, 2010). Hingga kini tercatat beberapa makalah, skripsi, tesis hingga karya akhir studi doktoral baik domestik maupun di luar negeri menggunakannya sebagai acuan.
Aktivitasnya hingga kini tak hanya sebagai performer, namun juga aktif dalam berbagai sharing forum, artist talk, workshop, lecture di berbagai universitas dan institusi akademis lainnya baik di tanah air mau pun manca negara, sembari meneruskan penyusunan buku lanjutan hasil pengamatan lainnya. Selain itu Atieq tetap menyelenggarakan berbagai acara dan program kesenian di bawah bendera AppreRoom, sebuah badan nirlaba yang bergerak di bidang apresiasi seni.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...