Agenda Hiburan Akhir Pekan 5-7 Agustus
SATUHARAPAN.COM – Suasana semarak memperingati ulang tahun Kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia mulai terasa sejak awal Agustus.
Salah satu pergelaran yang mengawali rangkaian peringatan ualng tahun Kemerdekaan RI ialah pameran lukisan dan foto koleksi Istana Kepresidenan di Galeri Nasional Indonesia.
Berikut pilihan Redaksi satuharapan.com tempat-tempat hiburan yang menghadirkan pameran dan pertunjukan yang dapat menemani pencinta seni dan hiburan di Jabodetabek melewatkan akhir pekan ini.
Galeri Nasional Indonesia: Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan
Galeri Nasional Indonesia di Jl Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, menggelar pameran sejumlah koleksi lukisan dan foto-foto kepresidenan. Pameran bertajuk "17|71: Goresan Juang Kemerdekaan", menyambut perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia tersebut diresmikan pada 1 Agustus 2016 dan dibuka untuk umum tanggal 2 hingga 30 Agustus 2016.
Pameran koleksi lukisan Istana Kepresidenan yang terselenggara atas kerja sama Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Galeri Nasional Indonesia, Badan Ekonomi Kreatif, dan Mandiri Art tersebut, merupakan pameran yang pertama kali diselenggarakan sejak Indonesia merdeka. Gelaran tersebut dimaksudkan sebagai bentuk penghargaan terhadap karya-karya besar yang dimiliki Indonesia.
Erasmus Huis: Pameran PannaFoto
Pusat Kebudayaan Belanda, yang lebih dikenal dengan nama Erasmus Huis, menampilkan Pameran Panna Foto berjudul “Wisdom”, yang dibuka pada Kamis (4/8) dan berlangsung hingga 23 Agustus 2016.
PannaFoto Institute adalah organisasi nirlaba berbasis di Jakarta, Indonesia, yang didirikan pada 2006 atas bantuan World Press Photo Foundation di Belanda. PannaFoto menjadi platform dan wadah untuk pendidikan dan perkembangan fotografer, wartawan foto, dan masyarakat di Indonesia lewat program-program interdisipliner. Panna, adalah "pengetahuan" dalam bahasa Sansekerta (Pañña).
Pameran digelar untuk memperingati 10 tahun berdirinya PannaFoto Institute, menampilkan karya para mentor, alumni, dan teman.
Di samping pameran, acara lain juga akan digelar seperti ceramah umum, presentasi foto, dan diskusi tentang isu-isu aktual yang berkaitan dengan dokumenter foto dan perceritaan visual di Indonesia.
Pengunjung pameran tidak dipungut biaya masuk.
Galeri Indonesia Kaya Tampilkan “Layar Merdeka”
Galeri Indonesia Kaya menghadirkan pemutaran film “Layar Merdeka”, karya-karya sineas muda Indonesia, pada Sabtu (6/8).
Acara yang dibagi menjadi tiga sesi, pukul 15.00 (sesi I), pukul 17 (sesi II), dan pukul 19.00 (sesi III) ini menampilkan berbagai film pendek karya sineas Indonesia yang telah berpartisipasi atau bahkan memenangkan penghargaan di festival-festival film berskala internasional di seluruh penjuru dunia.
Pemutaran film tersebut terselenggara bekerja sama dengan Kolektif, inisiatif distribusi dan ekhsibisi yang bertujuan untuk edukasi dan advokasi kekhususan film, yang dilakukan melalui kegiatan apresiasi film. Apresiasi film terjadi melalui proses pemutaran film secara berkala disertai dialog terbuka antara penonton dan pembuat film.
Sesi 1 (15:00) Sesi Film Pendek I, The Fox Exploits the Tiger’s Might (Lucky Kuswandi, pemenang kategori Sutradara Terbaik Singapore International Filmn Festival 2015), Maryam (Sidi Saleh, pemenang kategori Best Short pada Venice International Film Festival 2014), Prenjak (Wregas Bhanuteja, pemenang kategori Best Short Semaine de la Critique Cannes 2016).
Sesi 2 (17:00): Sesi Film Pendek II, Kunjungan Spesial (Zen Al Ansory, Singapore International Film Festival 2015), Semalam Anak Kita Pulang (Adi Marsono, Singapore International Film Festival 2015), The Floating Chopin (Wregas Bhanuteja, Hongkong International Film Festival 2016), Sendiri Diana Sendiri (Kamila Andini, Toronto International Film Festival 2015), Kisah Cinta yang Asu (Yosep Anggi Noen, Busan International Film Festival 2015).
Sesi 3 (19:00): Postcard From the Zoo (Edwin, Berlinale Film Festival 2013), film yang berkisah tentang Lana, yang sejak kecil tinggal di kebun binatang dan memiliki obsesi mengelus perut jerapah. Suatu hari ia terpaksa keluar dari kebun binatang dan tidak lagi bisa tinggal di sana. Di dunia luar kebun binatang, Lana pun bertemu banyak orang mulai dari pesulap, tukang pijat yang mengingatkannya pada makhluk hidup di tempat ia tinggal sebelumnya.
Galeri Indonesia Kaya Tampilkan Pertunjukan “Dongengan”
Galeri Indonesia Kaya di Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta Pusat, mempersembahkan pertunjukan “Dongengan”, menampilkan Musim Keroncong Sruti Respati – Indro Hardjodikoro feat. Margie Segers”, pada Minggu (7/8) pukul 15:00.
Musim Keroncong ini merupakan musikal keroncong yang akan menghadirkan penyanyi kontemporer Sruti Respati – pemetik bas gitar Indro Hardjodikoro, yang juga menmpilkan penyanyi Margie Segers dengan aliran musik keroncong jazz.
Pertunjukan ini menghadirkan musik, puisi, dan dialog dengan para musisi, mengangkat sebuah kisah tentang negeri kaya raya, gemah ripah loh jinawi. Keindahan dan kekayaan alam menjadi magnet dan suka duka perjuangan anak bangsa merebut kembali kemerdekaannya demi kejayaan tanah pusaka. Hadirin diajak memaknai dan dimaknai apa yang disebut dengan “Kemerdekaan”.
Sruti Respati, kelahiran Solo, 26 September 1980, dikenal sebagai penyanyi kontemporer, yang dapat menyanyikan beragam jenis musik seperti tradisi Jawa (sinden, keroncong/ langgam), etnik, dan modern. Sruti kerap mengisi event baik di dalam negeri maupun luar negeri guna mempromosikan budaya Indonesia. Ia adalah peraih penghargaan dari Yayasan Kebudayaan Rancage pada tahun 2014, Ten Outstanding Young Person di UNS, penghargaan wanita dan budaya dari Good Housekeeping Indonesia.
Indro Hardjodikoro, kelahiran Jakarta, 14 Desember 1968, dikenal sebagai pemain bass dengan segudang pengalaman. Berawal bergabung dengan Erwin Gutawa, ia selanjutnya sering mengiringi artis-artis ternama dalam pembuatan album maupun konser.
Margie Segers, kelahiran Cimahi, 16 Agustus 1950, belajar menyanyi jazz lantaran sering mendengarkan rekaman penyanyi jazz dunia, seperti Ella Fitzgerald dan Shirley Bassey, kemudian belajar dan dibimbing oleh musisi jazz Indonesa, seperti Bubi Chen, Jack Lesmana, dan Mang Udel. Ia pernah menjadi juara pertama Festival Pop Singers se-DKI Jakarta pada tahun 1975, urutan kelima dalam lomba pop singer tingkat nasional, serta juara di acara Jazz Vocalist Festival pada tahun 1979.
Editor : Sotyati
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...