Ahok: Giant Sea Wall Masih dalam Perjalanan Panjang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Proyek pembangunan Giant Sea Wall hingga kini masih terus berlangsung. Proyek ini semula dicanangkan oleh Joko Widodo (Jokowi) ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Saat ini, penggarapan proyek itu diteruskan oleh Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta yang menjabat pada periode 2014 – 2017 menggantikan Jokowi.
Basuki atau yang akrab disapa Ahok menjelaskan pembangunan Giant Sea Wall masih dalam perjalanan panjang.
“Maka tahun ini kita perkuat tanggul yang ada supaya air laut jangan masuk dulu. Kira-kira (dibangun, Red) 52 kilometer lebih,” ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat pada Kamis (5/2) pagi.
Giant Sea Wall kini terus dikaji oleh pihak pemerintah provinsi (Pemprov), swasta, dan pemerintah pusat.
“Giant Sea Wall di depan ini pertimbangannya banyak. Kalau nanti kita tutup dengan dinding, nelayan yang masuk ke Pelabuhan Muara Angke dan pelabuhan lainnya gimana?” Ahok menjelaskan.
Ahok tak ingin konsep Giant Sea Wall di Jakarta ini nantinya akan bernasib sama dengan Giant Sea Wall yang berada di Korea Selatan.
Tanggul raksasa di Saemangeum, Korea Selatan sepanjang 33,9 kilometer memang sempat dibangun menjadi penampungan air, namun gagal.
Semua air kotor masuk ke dalam waduk sehingga tidak bisa dimanfaatkan, bahkan untuk lahan pertanian.
“Itu kan nanti jadi danau kayak di Korea Selatan. Kalau tiga belas sungai bermuara di situ, airnya keruh, lumpurnya masuk, gimana? Kita perlu pertimbangan,” kata dia.
Lebih lanjut, Ahok mencontohkan Waduk Pluit yang pembangunannya menggunakan siphon untuk menahan lumpur, ketika itu masih saja dirusak oleh oknum-oknum nakal.
“Maka waduk Pluit langsung dangkal. kita bisa ngebayangin kalau laut itu besar, dibendung Sea Wall tanpa ada sistem nampung lumpur dari tiga belas sungai, itu akan jadi pendangkalan yang mengerikan. akhirnya tidak ada gunanya. Kajiannya masih panjang,” Ahok menjelaskan.
Meski tak ingin bernasib sama seperti Korsel, sebelumnya Ahok telah menegaskan kerja sama dengan Korea Selatan akan tetap dilakukan, khususnya untuk desain pembangunan tanggul raksasa tersebut.
Kerja sama tetap dipertahankan karena menurut Ahok, Korea Selatan sudah berpengalaman membangun penahan ombak. Sementara itu untuk teknik pengerjaan, Ahok mengatakan cenderung akan meniru konsep tanggul raksasa di Belanda.
Editor : Bayu Probo
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...