Ahok: Jangan Korbankan Warga dengan Berbohong Saat Kampanye
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Calon Gubernur DKI nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menyatakan tak akan mengorbankan nasib warga dengan kampanye yang berisikan dengan kebohongan.
Menurutnya, dalam kampanye juga harus selalu diisi dengan kejujuran mengenai program dan rencana apa yang akan dilakukan ke depan demi kebaikan seluruh warga Jakarta.
Ahok mencontohkan seperti yang terjadi hari ini, Kamis (26/1) siang, kala ia blusukan kampanye di Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Ahok saat menemui warga di bantaran sungai yang rencananya akan dinormalisasi sempat mendapatkan permohonan bersyarat dari Wahyuni (ibu rumah tangga, 51 tahun). Wahyuni tidak ingin rumahnya digusur. “Saya akan pilih bapak kalau bapak tidak gusur saya,” sahutnya saat Ahok menghampiri rumahnya.
Ahok yang selama ini merasa tak ada masalah dengan program normalisasi sungai, langsung menanggapi ucapan Wahyuni.
“Saya jujur, tidak seperti calon lainnya yang berkata ini itu mengenai relokasi dan normalisasi. Saya mohon maaf, tapi jika ini nanti terbukti harus dibongkar ya akan saya bongkar. Saya tidak mau gara-gara Pilkada lalu harus membohongi warga bahwa tidak akan ada normalisasi sungai,” kata Ahok.
Ahok menyatakan tindakannya itu tidak lain adalah untuk kebaikan dan kenyamanan hidup jangka panjang warga Jakarta. “Kita tidak boleh membohongi warga. Ini daerah hulu dan tidak cadas, ini daerah rawan longsor. Tidak mungkin tidak bongkar. Tidak ada pilihan lain.”
Ahok lalu menanyakan alasan apa yang membuat Wahyuni berat untuk direlokasi. Wahyuni menyatakan sudah nyaman dan betah dengan lingkungan yang ada. Selain itu, Wahyuni tak rela warung yang telah dibangun dan menghidupinya selama ini harus ikut dibongkar.
“Kalau bisa jangan jadi digusur ya pak. Di sini sudah enak, sudah kenal lingkungan dan punya tetangga yang baik. Saya punya usaha kecil-kecilan juga di sini meskipun pembelinya tidak seberapa. Disini saya sudah tenang pak,” ujar Wahyuni.
Ahok tak tinggal diam, dia menyatakan berjanji akan menjamin hidup Wahyuni beserta dengan keluarganya apabila mengikuti arahan dari pemerintah untuk menempati rusun atau mendapatkan uang pengganti.
“Karena ibu punya sertifikat tanah, nanti kami beli. Kasus tanah seperti ini memang akan kami beli,” ujar Ahok.
Ke depan, Ahok mengungkapkan akan membuat bantaran sungai kembali normal disertai dengan jalan inspeksi yang akan digunakan sebagai akses truk dan alat berat yang rutin mengambil endapan yang bisa membuat sungai menjadi dangkal.
“Semua sungai harus ada jalan inspeksinya, karena sungai-sungai di Jakarta banyak yang dapat kiriman lumpur dari Bogor dan sekitarnya. Maka itu harus dipelihara dengan rutin mendatangkan truk dan alat berat,” tutur Ahok.
Namun, terpantau, tak semua warga yang merasa keberatan dengan rencana normalisasi yang akan dilakukan Ahok. Beberapa warga justru tampak pasrah dan antusias menunggu bantuan rumah susun dari pemerintah terkait hal ini.
“Jujur, saya tidak memiliki sertifikat tanah. Saya ikut saja apa yang terbaik dari Pak Ahok nanti,” ujar Achmad Buchori, warga berusia 55 tahun yang mengaku sudah sejak lahir bermukim di bantaran Sungai Pesanggrahan.
Achmad merupakan pedagang warung kelontong yang terletak di depan rumahnya. Dari pantauan, halaman samping rumah Achmad mengalami abrasi tanah yang terlihat cukup curam.
Ikhwal nilai kejujuran, Ahok menyatakan juga tengah bekerja sama dengan Kawal Pilkada dan Mata Rakyat guna membantu ia dan calon wakilnya, Djarot Saiful Hidayat, memantau penggunaan dana kampanye.
“Untuk menghindari money politic kami juga bekerja sama diantaranya dengan lembaga Kawal Pilkada dan Mata Rakyat. Kejujuran itu penting. Tidak ada yang boleh ditutup-tutupi,” ujar Ahok seraya menutup blusukannya.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...