Ahok Pernah Disuap Kulkas

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok mengaku pernah digoda dengan barang suap saat ia menjadi Bupati Belitung Timur beberapa tahun silam.

"Saya pertama kali jadi Bupati Belitung Timur, temen bisnis saya kirim kulkas besar ke saya. Langsung saya telepon. Ini kulkas dikirim ke bupati bukan Ahok meski dia teman saya. Saya balikin kulkas itu, takutnya nanti kami sama-sama repot," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat saat membuka Diskusi Publik Jakarta Menolak Gratifikasi, Rabu (25/2).

Selain pernah mengaku hampir 'disuap' kulkas, Ahok juga mengaku hampir pernah 'disuap' kamera oleh rekan main basketnya saat SMA.

"Saya punya teman di Glodok yang punya toko kamera. Sebelum saya jadi Bupati Belitung Timur, dia menawari saya untuk ambil kamera yang sudah tidak laku. Waktu saya jadi bupati, dia tawarin kamera yang paling baru dengan megapixel paling besar, yaitu 10 megapixel kala itu. Boleh saja kalau saya mau ambil karena dia sahabat saya. Tapi karena saya bupati, saya nggak ambil. Kalau gara-gara jabatan kita dikasih barang, itu namanya gratifikasi," ujar Ahok.

Ahok mengatakan petikan doa nabi yang selalu ia ingat dan menjadi pelajaran hingga hari ini, yaitu "Tuhan, jangan kasih saya hidup terlalu kaya dan terlalu miskin. Kalau terlalu kaya saya lupa sama Tuhan, tapi kalau saya terlalu miskin saya mencuri dan mencela nama-Mu". Begitulah kutipan doa nabi yang menjadi pegangan Ahok.

Ahok sedari kecil meyakini hidup akan bahagia bila segalanya berkecukupan, tidak lebih dan tidak kurang.

Terlebih baginya, akar segala kejahatan adalah cinta uang dan perwujudan dosanya adalah korupsi. Untuk mengatasi korupsi, kata Ahok dibutuhkan transparansi.

"Makanya kita harus terapkan e-budgeting. Dengan sistem itu kita bisa tahu ke mana uang pergi dan untuk apa saja uang digunakan. Kita bisa kontrol," ujar Ahok.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja