Akademisi dan Sektor Swasta Jakarta Bahas Bisnis Berkelanjutan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Setelah sukses dengan Business Sustainability Forum (BSF) pertama, pada bulan Mei 2015, yang bertemakan “Growing with The Nation”, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya) kembali bekerjasama dengan Yayasan Bhumiksara dan Indonesia Global Compact Network (IGCN) menghelat acara BSF kedua dengan tema “Smart City for Mega City-Actions for A Better World”.
Acara diselenggarakan di Gedung Yustinus Unika Atma Jaya pada hari Kamis (19/11), menghadirkan pemapar dari kalangan akademisi dan sektor swasta.
Forum ini dihadiri sekitar 120 peserta yang mewakili 84 institusi, terdiri dari 42 perusahaan, 17 institusi pendidikan, 24 lembaga swadaya masyarakat. Mereka berdiskusi terbuka dengan bentuk roundtable membahas mengenai tiga pilar penopang bagi bisnis agar berkembang secara berkelanjutan (business sustainability) yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Pemilihan tema pada forum kali ini mengacu pada arah dan tujuan pembangunan berkelanjutan yang dirilis oleh PBB (United Nations/ UN) pada bulan September 2015 yaitu tentang isu tata kelola kota yang berkolerasi dengan Sustainability Development Goals (SDGs).
“Salah satu dari 17 butir tujuan SDGs yaitu menjadikan kota-kota dan tempat tinggal manusia sebagai hunian yang inklusif, aman, resiliensi, dan berkesinambungan. Selaras dengan butir tersebut, maka salah satu konsep yang diterapkan adalah paradigma Smart City dengan delapan aspek utamanya yaitu smart governance, smart energy, smart building, smart building, smart mobility, smart infrastructure, smart technology, smart healthcare, dan smart citizen,” ujar Lanny W. Pandjaitan, Rektor Unika Atma Jaya.
“Konsep Smart City mulai berkembang di beberapa wilayah Indonesia. Hal ini sejalan dengan SDGs yang mendorong munculnya inovasi dalam melestarikan lingkungan hidup, menciptakan bisnis dan industri berkelanjutan, serta mewujudkan sosial masyarakat yang damai dan inklusif,” jelas Y.W. Junardy, selaku Presiden IGCN.
Junardy menambahkan, untuk mencapai kondisi tersebut, kerjasama lintas sektor menjadi titik penting dan mendesak untuk dilakukan. Perusahaan, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, serta pemerintah perlu bahu-membahu dan mengoptimalkan Smart City. BSF merupakan forum dan wadah strategis untuk membentuk kerjasama tersebut.
Konsep Smart City sejalan dengan paket regulasi ekonomi, yaitu pemerintah menghilangkan duplikasi, memperkuat koherensi dan konsistensi, melakukan dan atau memberikan dukungan percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional berkaitan erat dengan smart governance.
Paket regulasi ini juga akan membuka peluang investasi yang lebih besar di sektor properti, sehingga terkait erat dengan semua aspek utama Smart City.
Begitu pula bagi dunia bisnis, SDGs menawarkan peluang penting untuk menguatkan upaya pemenuhan komitmen dan tanggung jawab sosial perusahaan, serta mengenali peluang baru mengintegrasikan pemikiran pertumbuhan yang berkelanjutan ke dalam strategi bisnisnya.
Editor : Eben E. Siadari
Serangan Israel di Beirut Menewaskan Juru Bicara Hizbullah, ...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Serangan langka Israel di Beirut tengah menewaskan juru bicara utama kelompo...