Akademisi Ingatkan Pentingnya Antisipasi Bencana Angin Kencang
PURWOKERTO, SATUHARAPAN.COM – Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Dr Endang Hilmi, mengingatkan pentingnya melakukan antisipasi bencana angin kencang sebagai salah satu upaya mengurangi risiko yang ditimbulkan.
“Antisipasi sangat perlu dilakukan, terlebih lagi menjelang perubahan iklim seperti dari musim kemarau menuju musim hujan, karena dikhawatirkan berpotensi terjadinya angin kencang,” katanya di Purwokerto, Rabu (30/10/2019).
Endang Hilmi yang pernah menjabat Kepala Pusat Mitigasi Bencana LPPM Unsoed tersebut mengatakan banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mitigasi bencana angin kencang, misalkan pemeliharaan pohon pelindung jalan secara berkala.
“Pemeliharaan pohon pelindung jalan atau jalur hijau jalan perlu dilakukan, utamanya pemotongan dahan secara periodik,” katanya.
Tanaman hijau jalan secara rutin perlu diremajakan. “Sebaiknya pohon-pohon yang sudah melewati daur produktif pohon segera diganti dan diremajakan,” katanya.
Selain itu, kata dia, kegiatan pemeliharaan baliho juga harus dilakukan terutama yang sudah berkarat.
Hal lain, memastikan kekuatan atap rumah ketika memasuki musim hujan.
“Untuk rumah tinggal, saya sarankan melakukan cek kekuatan atap rumah. Tidak perlu bagus tapi harus kokoh,” katanya.
Ketua divisi pengabdian masyarakat, Forum Perguruan Tinggi untuk Pengurangan Risiko Bencana tersebut juga mengatakan masyarakat perlu membudayakan parkir kendaraan pada lokasi yang aman. “Jangan parkir kendaraan di bawah pohon atau baliho yang rawan tumbang,” katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan masih adanya potensi angin kencang di Jawa Tengah termasuk Kabupaten Banjarnegara.
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi mengatakan warga masih perlu mewaspadai potensi angin kencang di Jawa Tengah, termasuk di wilayah Banjarnegara, khususnya wilayah dataran tinggi.
Berdasarkan analisis BMKG, kejadian angin kencang secara umum disebabkan masih adanya pengaruh monsun Australia hingga saat ini.
“Selain itu ada massa udara dari arah Timur – Tenggara yang mengalir kuat melewati wilayah Jawa Tengah, imbasnya adalah wilayah Jateng bagian Selatan hingga Jawa Tengah bagian Tengah mengalami angin yang kencang,” katanya.
Ia menambahkan, faktor adanya lereng hingga puncak Pegunungan Dieng, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Ungaran, Gunung Slamet sangat berpengaruh terhadap kecepatan angin. (Ant)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...