Loading...
RELIGI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 08:21 WIB | Sabtu, 16 April 2016

Akademisi: Islam Moderat Harus Diperkuat

Ilustrasi. Menteri Pemuda dan Olah raga Imam Nahrawi (kedua kanan) bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj (kedua kiri) menghadiri Sarasehan Nasional Nahdlatul Ulama di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (6/4). Sarasehan yang dihadiri ulama NU dari berbagai daerah tersebut diselenggarakan dengan tema "Meneguhkan Semangat Islam Nusantara Sebagai Rahmatan Lil'alamin". (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Bambang Pranowo mengatakan Islam moderat di Tanah Air harus diperkuat untuk mencegah meluasnya pengaruh paham radikal. Penguatan pemahaman Islam yang moderat dan toleran ini menjadi salah satu senjata untuk mencegah masuknya paham kelompok radikal dan terorisme seperti ISIS.

Ia menilai langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan kampanye dan sosialisasi pencegahan paham kekerasan dan ISIS di berbagai kalangan sudah bagus, namun harus ditindaklanjuti dengan adanya penguatan pemahaman tentang Islam sesuai ajaran yang benar.

Menurut Guru Besar Sosiologi Agama ini, pemerintah dan Ormas Islam di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah berkewajiban untuk memberikan pemahaman Islam kepada segenap anak bangsa.

Sementara itu Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof Dr KH Ahmad Satori Ismail mengatakan Islam adalah agama yang mengajarkan kelembutan, cinta kasih, dan persaudaraan. 

"Dalam Islam tidak ada sama sekali ajaran untuk merusak, meneror, apalagi membunuh sesama manusia," katanya.

Menurutnya, Islam yang indah, lembut, dan damai itu selalu diajarkan Nabi Muhammad SAW. Bahkan saat terjadi perang, juga diajarkan untuk menghormati musuh dan tidak boleh menyakiti anak-anak, wanita, dan orang tua. 

Semua itu adalah cerminan bahwa cara-cara kekerasan itu bukan Islam, apalagi tindakan itu menimbulkan korban jiwa.

"Jadi tidak ada hubungannya antara Islam dengan aksi-aksi terorisme yang terjadi akhir-akhir ini. Mereka tidak paham makna sebenarnya dari Islam yang mengajarkan kelembutan, kedamaian dan rahmatan lil alamin. Itulah inti ajaran Islam," ujar Ahmad Satori.

Untuk itu, ia mengajak umat Islam Indonesia untuk memperkuat pemahaman tentang makna Islam yang benar agar tidak terjebak dan terpengaruh propaganda paham radikal terorisme. 

Terkait jihad, Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI ini mengatakan di alam kemerdekaan Indonesia saat ini, jihad tidak lagi dilakukan dengan mengangkat senjata, melainkan dengan berbagai cara seperti menggunakan tenaga, harga, jiwa, dan lain-lain untuk kemaslahatan. 

"Di zaman sekarang, perjuangan (jihad) kita bukan dengan angkat senjata, tapi dengan memerdekaan negeri ini dari pengaruh asing, kemiskinan, sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang aman, damai, makmur, dan sejahtera," katanya. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home