Akar Wangi, Wewangian Sekaligus Pengusir Nyamuk
SATUHARAPAN.COM – Sesuai dengan namanya, pemanfaatan akar wangi tak jauh dengan hal-hal yang berhubungan dengan wewangian. Akar wangi adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan minyak vetiveria (minyak esensial), yang dibutuhkan dalam industri kosmetik, parfum, serta sabun mandi. Di samping itu, sejak lama akar wangi juga dimanfaatkan sebagai obat kumur penghilang bau mulut tidak sedap, obat gosok, dan pengusir serangga.
Tumbuhan akar wangi berasal dari India, termasuk dalam famili Poaceae, masih satu keluarga dengan serai atau padi. Dr A Seno A Sastroamidojo dalam bukunya, Obat Asli Indonesia (1965) menyebutkan tumbuhan ini juga dikenal dengan nama lain, yakni hapias, akar babahu, usar jamur, lorosetu, dan narwastu.
Wikipedia juga menyebutkan nama lain untuk tumbuhan ini, yakni serai wangi, rumput akar wangi, atau vetiver. Sementara dalam balam bahasa Inggris tumbuhan ini disebut vetiver grass.
Nama ilmiahnya pun lebih dari satu. Selain dikenal dengan nama Vetiveria zizanioides, ada ahli yang menamakannya Chrysopogon zizanioides, Andropogon zizanioides, atau Andropogon sqarosus, Linn.
Akar wangi merupakan tumbuhan rumput yang dapat mencapai tinggi 1 hingga 2,5 meter. Batangnya tegak, namun lunak. Warna batangnya putih, dengan ruas-ruas di sekeliling batang. Daun akar wangi berbentuk pita, kaku, berwarna hijau sampai kelabu.
Bunganya menyerupai padi, namun berduri, tumbuh di ujung batang.
Akar wangi memiliki akar serabut, berwarna kuning. Nama akar wangi disematkan karena akar tumbuhan ini mengeluarkan bau wangi yang cukup pekat.
Akar wangi tumbuh sepanjang tahun, di ketinggian mulai dari 300 meter – 2.000 meter di atas permukaan air laut.
Mengutip dari perkebunan.litbang.pertanian.go.id, sejak lama akar dari tumbuhan ini dimanfaatkan sebagai ramuan tradisional.
Akarnya yang dikeringkan secara tradisional dikenal sebagai pengharum lemari penyimpan pakaian atau barang-barang penting, seperti batik dan keris.
Akar dari tumbuhan ini mengandung minyak atsiri, hars, dan zat pahit. Dari hasil penyulingan, akan diperoleh minyak yang antara lain mengandung vetiveron, vetivenol (vetiverol), vetivenil vetivenat, dan asam palmitat.
Bukan sekadar sebagai pewangi, akar wangi secara tradisional juga dimanfaatkan sekaligus sebagai pengusir kutu baju dengan cara digantungkan di pojok lemari pakaian, kutu buku, dan bahkan kutu rambut.
Tumbuhan ini merupakan komoditas perdagangan minor walaupun cukup luas penggunaan minyaknya dalam industri wangi-wangian.
Akar wangi adalah contoh tanaman aromatik yang punya manfaat ekologis tinggi. Tumbuhan ini memiliki kemampuan sangat bagus untuk mereklamasi tanah, memproteksi tanah dari longsor, menyuplai air tanah karena kemampuannya mengurangi evaporasi, dan bisa membuat tawar zat berbahaya sisa-sisa dari pupuk di tanah. Akar wangi juga punya kemampuan memerangi gulma dan hama.
Akar wangi di beberapa wilayah dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Di Indonesia, penyulingan akar wangi sudah dilakukan sejak penggal awal tahun 1990-an. Indonesia, mengutip dari buku Flora Serial: Herba dan Tanaman Hias Penangkal Nyamuk dan Polusi Udara (2006) merupakan salah satu pemasok terbesar minyak akar wangi di samping Haiti dan Bourbone. Lebih kurang 80 persen ekspor akar wangi Indonesia, berasal dari Kabupaten Garut.
Salah satu keunggulan akar wangi Garut adalah kandungan vetiveron dan vetivenol yang tinggi, mencapai 45 – 50 persen.
Seiring dengan kebutuhan manusia akan wewangian yang terus meningkat, bisnis ekstrak minyak akar wangi pun masih tetap prospektif, apalagi mengingat aroma akar wangi yang lembut belum dapat digantikan bahan sintetis lain.
Selain terus dikembangkan pemanfaatannya dalam bisnis produk wewangian, aromaterapi, dan produk perawatan kulit, akar wangi juga menjadi bahan penting produk kerajinan, baik sebagai hiasan meja, alas vas, ataupun alas meja.
Editor : Sotyati
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...