Akhir Pekan, Rupiah Menguat Tipis, IHSG Melemah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore melemah sebesar 20 poin menjadi Rp 11.680 dibandingkan sehari sebelumnya Rp 11.700 per dolar AS. IHSG pun masih melemah.
Dibanding pembukaan awal pekan dengan kurs US dolar senilai Rp 11.683 menyebabkan rupiah hanya naik tipis. Dan pembukaan IHSG senilai 5.195,12 pada awal pekan ditutup pada akhir pekan senilai 5.136,86—melemah lebih dari 50 poin.
“Mata uang rupiah berbalik ke area positif di sesi sore setelah di sepanjang perdagangan akhir pekan ini mengalami koreksi. Penguatan mata uang domestik itu didukung faktor teknikal,” ujar Pengamat Pasar Uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Jumat (29/8).
Menurut dia, pelaku pasar uang melakukan transaksi jangka pendek di pasar uang domestik sehingga pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bervariasi.
“Belum adanya kepastian sentimen dari dalam negeri terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat aksi pelaku pasar melakukan transaksi secara cepat,” katanya.
Ia menilai bahwa penguatan mata uang rupiah pada akhir pekan ini diperkirakan hanya dalam jangka pendek. Potensi koreksi pada pekan depan masih cukup terbuka.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa masih adanya ketegangan yang terjadi di Ukraina akan membayangi aset negara berkembang.
“Malam ini, AS akan merilis beberapa data ekonominya seperti aktivitas bisnis, hasilnya nanti akan menjadi indikator penggerak pasar domestik pada pekan depan (Senin, 1/9),” katanya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (29/8), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp 11.717 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 11.682 per dolar AS.
IHSG Jumat Ditutup Melemah 47,61 Poin
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup melemah sebesar 47,61 poin menyusul aksi pelaku pasar saham asing yang melakukan aksi jual.
IHSG BEI ditutup melemah sebesar 47,61 poin atau 0,92 persen ke posisi 5.136,86. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) turun 13,99 poin (1,58 persen) ke level 869,19.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, mengatakan bahwa pelaku pasar saham asing di dalam negeri kembali melakukan aksi jual akibat tekanan bursa saham di kawasan regional sehingga indeks BEI terkena imbasnya.
Dalam data perdagangan saham di BEI, investor asing membukukan jual bersih (foreign net sell) sebesar Rp 749,57 miliar pada akhir pekan ini (29/8).
“Walaupun sentimen dari dalam negeri cukup positif menyusul terapresiasinya mata uang rupiah, namun belum cukup mampu menopang indeks BEI,” kata Reza Priyambada.
Ia mengemukakan bahwa beberapa sentimen yang terbilang positif di dalam negara di antaranya terapresiasnya mata uang rupiah, aksi pemerintah yang melakukan normalisasi penyaluran BBM subsidi agar tidak terjadi kelangkaan, dan lancarnya pertemuan antara Presiden SBY dengan calon presiden Joko Widodo untuk membahas APBN.
“IHSG BEI masih tetap memiliki peluang terjadinya pembalikan arah,” katanya.
Tercatat transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI sebanyak 173.252 kali dengan volume mencapai 3,47 miliar lembar saham senilai Rp 4,65 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 148 saham, yang melemah 173 saham, dan yang tidak bergerak 91 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 1,06 poin (0,00 persen) ke level 24.742,06, indeks Nikkei turun 35,27 poin (0,23 persen) ke level 15.424,59 dan Straits Times melemah 3,13 poin (0,09 persen) ke posisi 3.327,09. (Ant)
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...