Akibat Pandemi 1,6 Miliar Penduduk Dunia Turun Penghasilannya
SATUHARAPAN.COM-Setengah penduduk dunia atau satu dari dua orang di seluruh dunia mengalami penurunan penghasilan karena virus corona. Orang-orang di negara berpenghasilan rendah sangat terpukul oleh kehilangan pekerjaan atau pemotongan jam kerja, menurut penelitian yang dikeluarkan pada hari Senin (3/5).
Lembaga jajak pendapat yang berbasis di Amerika Serikat, Gallup, yang mensurvei 300.000 orang di 117 negara, menemukan bahwa setengah dari mereka yang memiliki pekerjaan penghasilannya menurun karena gangguan pandemi COVID-19. Ini berarti 1,6 miliar orang dewasa secara global, katanya.
“Di seluruh dunia, persentase ini berkisar dari yang tertinggi 76 persen di Thailand hingga yang terendah 10 persen di Swiss,” kata para peneliti dalam sebuah pernyataan.
Di Bolivia, Myanmar, Kenya, Uganda, Indonesia, Honduras, dan Ekuador, lebih dari 70 persen orang yang disurvei mengatakan bahwa mereka membawa pulang lebih sedikit uang daripada sebelum krisis kesehatan global. Di AS, angka ini turun menjadi 34 persen.
Krisis COVID-19 telah melanda pekerja di seluruh dunia, terutama perempuan, yang terlalu banyak terwakili di sektor riskan bergaji rendah seperti ritel, pariwisata, dan layanan makanan.
Sebuah studi oleh badan amal internasional, Oxfam, pada hari Kamis (28/4) mengatakan pandemi telah merugikan perempuan di seluruh dunia hingga mencapai US$ 800 miliar kehilangan pendapatan.
Jajak pendapat Gallup menemukan bahwa lebih dari setengah dari mereka yang disurvei mengatakan mereka untuk sementara berhenti bekerja atau menghentikan bisnis mereka. Ini diterjemahkan menjadi sekitar 1,7 miliar orang dewasa di seluruh dunia.
Di 57 negara termasuk India, Zimbabwe, Filipina, Kenya, Bangladesh, El Salvador, lebih dari 65 persen responden mengatakan mereka berhenti bekerja untuk sementara waktu.
Negara-negara di mana orang-orang paling tidak mungkin untuk mengatakan bahwa mereka berhenti bekerja sebagian besar adalah negara maju dan berpenghasilan tinggi.
Kurang dari satu dari 10 orang yang memiliki pekerjaan di Austria, Swiss, dan Jerman mengatakan bahwa mereka berhenti bekerja untuk sementara. Di AS, angkanya 39 persen, penelitian menunjukkan.
Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan bahwa satu dari tiga orang yang disurvei kehilangan pekerjaan atau bisnis karena pandemi, yang berarti lebih dari satu miliar orang secara global.
Angka-angka ini juga bervariasi antar negara dengan negara berpenghasilan rendah seperti Filipina, Kenya dan Zimbabwe yang menunjukkan lebih dari 60 persen responden kehilangan pekerjaan atau bisnis, dibandingkan dengan tiga persen di Swiss dan 13 persen di AS. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...