“Alam Beri Kita Makan dan Minum, Jadi Harus Dirawat”
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Kota Bogor I Wayan Suastika mengatakan masalah lingkungan hidup, seperti pemanasan global, niscaya dihilangkan. Menurut dia, tinggal bagaimana manusia mencari solusi atau menyiasati lingkungan yang kian panas.
Pemanasan global niscaya dihilangkan, tinggal bagaimana kita (manusia) menyiasati lingkungan yang semakin panas ini,” ujar Wayan dalam diskusi Peran Agama dalam Perubahan Iklim (Kontekstualisasi Nilai-nilai Agama dalam Upaya Mitasi Perubahan Iklim) di 5th Indonesia Climate Change, JCC Senayan, Jakarta, Jumat (15/5).
Dia mengungkapkan, dalam ajaran agama Hindu, alam semesta adalah ibu yang memberikan kehidupan pada manusia. Oleh karena itu, alam semesta harus dijaga dengan baik. “Karena beliau (alam semesta sebagai ibu) memberi kita makan dan minum susu, jadi harus kita rawat agar kehidupan kita terjamin,” tutur dia.
Sementara, Wakil Ketua Pusat Studi Islam Universitas Nasional Fachruddin Majeri Mangunjaya menilai permasalahan lingkungan hidup, seperti perubahan iklim, bukan hal muluk untuk diselesaikan para pemuka agama di Indonesia. Caranya, menurut dia, para pemuka agama tinggal mengajarkan nilai-nilai agama kepada umat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Tidak muluk (masalah lingkungan digantungkan kepada pemuka agama), tinggal kita praktekkan nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Fachruddin.
Menurut dia, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan beragam masalah lingkungan hidup sejak era orde baru, seperti melahirkan Kementerian Lingkungan Hidup (kini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan). Namun, setelah berjalan hampir 17 tahun, ternyata hal tersebut tidak cukup, masih dibutuhkan partisipasi publik.
“Untuk menyelesaikan masalah lingkungan hidup ternyata pemerintah tidak bisa sendiri, ternyata harus didorong dengan partisipasi publik,” tutur Fachruddin.
Dia berpendapat ada beberapa faktor yang bisa merubah perilaku masyarakat agar lebih memperhatikan masalah lingkungan hidup, seperti melalui ajaran agama, pendidikan, hingga merubah perilaku konsumsi. “Bagaimana kita bisa lakukan perbaikan dengan law enforcement (penegakan hukum),” tutur Fachruddin.
“Misalnya, Polisi Lalu Lintas melakukan penegakan di jalan, lalu di hutan ini bagaimana? Selama ini tidak ada yang mengingatkan,” tutur dia.
Editor : Bayu Probo
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...