Alisa Wahid: Jangan Jual Nama Gus Dur Demi Suara
JOMBANG, SATUHARAPAN.COM - Alisa Wahid, putri almarhum mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid meminta jangan menjual nama Gus Dur hanya demi meraih suara. "Jika mencintai Gus Dur, teruskan perjuangannya dengan konkret," kata Alisa di sela acara Haul di Jombang, Jawa Timur, Jumat (3/1).
Dia mengatakan, saat ini banyak pihak yang memanfaatkan nama Gus Dur untuk kepentingannya sendiri, bahkan slogan tentang Gus Dur terlihat dalam seragam dan baliho.
Pihaknya mempertanyakan mengapa gambar Gus Dur dimanfaatkan untuk kepentingan politik, dan mengapa bukan ketua partai bersangkutan. Padahal, partai lain juga menampilkan hal yang sama, menampilkan ketua partainya dalam baliho ataupun spanduk partai mereka.
Dia menegaskan, bentuk penghormatan kepada almarhum Gus Dur bukan dengan cara memanfaatkan untuk kepentingan pribadi ataupun sekelompok orang yang menjadi slogan mereka, namun dengan meniru apa yang dilakukan Gus Dur semasa hidup.
"Harusnya belajar lewat tindakan Gus Dur," tegas putri sulung mantan Presiden Gus Dur.
Pihaknya tidak ingin terjebak dengan somasi, karena saat ini masyarakat juga sudah semakin cerdas. Dia menilai, somasi itu hanya masalah teknis.
Dia menyerahkan semunya ke masyarakat tentang Gus Dur. Sampai saat ini, banyak masyarakat yang teringat dengan berbagai macam perilaku, keputusan, ataupun perjuangan Gus Dur semasa masih hidup, misalnya ketika tidak puas dengan sikap DPR ingat saat pemerintahan Gus Dur, tidak puas dengan pemerintahan yang korup, ingat pemerintahan Gus Dur.
"Jika saat ini intoleransi merebak orang ingat Gus Dur, apa yang digagas Gus Dur. Kami percaya, masyarakat bisa menilai siapa yang benar dan mau meneruskan perjuangan Gus Dur," jelas Alisa.
Dia tidak ingin terjebak dengan berbagai kepentingan pragmatis yang dilakukan oleh sekelompok pihak yang memanfaatkan nama Gus Dur untuk kepentingannya sendiri, karena ia lebih konsentrasi untuk meneruskan pikiran serta perjuangan Gus Dur.
Gusdurian Jatim minta Politisi Hormati Wasiat Gus Dur
Sebelumnya, jaringan pecinta Gus Dur atau yang akrab disapa Gusdurian Jatim meminta agar para calon legislatif ataupun partai politik untuk menghormati wasiat almarhum Gus Dur, bahwa jika dirinya tidak berkenan dikaitkan dengan PKB-nya Muhaimin (Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar).
Koordinator Gusdurian Jatim Aan Anshori mengatakan terkait dengan alat peraga kampanye agar dicopot, terutama yang dipasang saat haul. "Keluarga Ciganjur sangat mungkin akan melayangkan somasi jika PKB Muhaimin menolak menghapus gambar/tulisan Gus Dur di baliho tanpa izin," kata Aan.
Alisa justru mengatakan, jika menolak, berarti PKB Muhaimin dihinggapi perasaan rendah diri atau minder menyongsong Pemilu 2014. Dia siap menjembatani agar para caleg ataupun partai politik tersebut menunjukkan jiwa kesatria, sebagaimana klaim mereka sebagai penerus perjuangan Gus Dur dengan bertemu keluarga dan meminta maaf dan meminta izin terkait dengan gambar ataupun tulisan tentang Gus Dur.
Keluarga almarhum di Jombang sampai Sabtu (4/1), dan akan kembali ke Ciganjur setelah pada sehari sebelumnya mengikuti rangkaian puncak haul ke-4 di pondok pesantren Tebuireng, yang dihadiri langsung oleh Presiden.(Ant)
Editor : Sabar Subekti
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...