Aljazair Tuntut Jurnalis 18 Bulan Penjara
ALJIR, SATUHARAPAN.COM-Jaksa Aljazair menuntut hukuman penjara 18 bulan terhadap jurnalis Rabah Kareche karena menyebarkan "berita palsu," kata salah satu pengacaranya hari Senin (4/10) saat sidang bandingnya dibuka.
Putusan itu akan diumumkan pada 11 Oktober, kata Zoubida Assoul setelah sidang yang berlangsung di kota Tamanrasset.
Kareche, dari surat kabar harian Liberte, pada 12 Agustus dijatuhi hukuman delapan bulan penjara ditambah empat bulan penangguhan, karena ”menyebarkan informasi palsu yang dapat merusak ketertiban umum”.
Dia juga dituduh memposting laporan yang dapat memicu “segregasi dan kebencian dalam masyarakat.”
Kareche ditangkap pada bulan April setelah melaporkan bahwa Tuareg, minoritas Berber yang telah lama mengeluhkan marginalisasi ekonomi dan sosial, telah memprotes “perampasan” tanah bersejarah mereka.
Penahanannya memicu protes dari rekan jurnalis, terutama setelah Presiden Abdelmadjid Tebboune menggambarkan Kareche sebagai “pembakar” dalam sebuah wawancara sebelum hukumannya.
Kareche adalah salah satu dari beberapa jurnalis Aljazair yang saat ini berada di balik jeruji besi. Mereka termasuk rekannya Mohamed Moloudj, yang ditahan bulan lalu karena "tergabung organisasi teroris" dan "menyebarkan informasi palsu."
Wartawan lain, Hassan Bouras, juga ditahan bulan lalu karena "bergabung organisasi teroris" dan "mengagungkan terorisme" di antara kejahatan lainnya, kata pengacaranya.
Pengawas media Reporters Without Borders menempatkan Aljazair pada peringkat 146 dari 180 negara dan wilayah dalam Indeks Kebebasan Pers Dunia 2021. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Mengapa Ada Rumah Yang Masih Berdiri Tegak Setelah Kebakaran...
LOS ANGELES, SATUHARAPAN.COM-Email dan video bangunan yang terbakar di Los Angeles di samping bangun...