Amerika dan Indonesia, Cerminan Negara Muslim yang Beragam
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Amerika Serikat dan Indonesia dinilai menjadi cerminan negara dengan penduduk muslim yang beragam, karena sebagian besar pemeluk agama Islam di kedua negara itu berasal dari etnis yang berbeda-beda.
"Amerika Serikat dan Indonesia merupakan dua negara dengan penduduk yang heterogen, begitu juga dengan muslimnya yang berasal dari berbagai etnis," kata Editor Eksekutif Desk Internasional Harian Rakyat Merdeka yang baru saja mengunjungi Negeri Paman Sam, Melani Eka Mahayana, di Jakarta, Rabu (8/10).
Melani mengatakan salah satu faktor beragamnya muslim di Amerika Serikat adalah gelombang imigran yang tak henti berdatangan, sebagian besar dari mereka pemeluk agama Islam, seperti dari Mesir, Bangladesh, dan Pakistan.
Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat lalu, Melani mengungkapkan bahwa komunitas muslim asal Timur Tengah terbesar ada di Michigan. Komunitas tersebut juga kerap kali membantu warga non-muslim dengan berbagai program masyarakat, salah satunya adalah program peduli kesehatan dan pendidikan.
Sejak peristiwa 9 November yang menimpa warga Amerika Serikat pada 2001, Islam mulai dikenal dan tersebar ke beberapa negara bagian.
Salah satu jurnalis Indonesia, Yeyen Rostyani, berkesempatan mengunjungi Amerika Serikat beberapa bulan setelah peristiwa tersebut terjadi.
"Kekhawatiran Amerika Serikat pada muslim beralasan karena label Islam diperkenalkan oleh teroris pelaku pemboman Gedung WTC (World Trade Center) tersebut. Oleh karena itu, ada konsep yang muncul di mata warga Amerika Serikat bahwa Islam adalah teroris," kata Senior Editor Republika tersebut.
Namun, tragedi 11 September itu nyatanya tidak membawa sorotan negatif, tetapi juga sebuah rasa ingin tahu pada warga Amerika Serikat untuk mendalami Islam.
Saat itu, lanjut dia, tingkat pengetahuan warga Amerika Serikat tentang muslim sangat rendah karena mereka menganggap muslim hanya terdapat di negara-negara Timur Tengah dan Asia Selatan.
Seiring dengan tragedi tersebut, Islam mulai menjadi perbincangan di sejumlah institusi pendidikan, bahkan buku-buku mengenai ajaran Islam dan Alquran juga mulai mudah ditemukan.
Yeyen pun menilai Indonesia dan Amerika Serikat sebagai negara muslim yang plural, namun perbedaannya adalah di Indonesia tidak pernah ada gejolak atau konsep bahwa Islam berbahaya. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Orang Berlingkar Pinggang Lebih Besar Berisiko Tinggi Kena K...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penelitian terbaru World Cancer Research Fund menunjukkan bahwa orang den...