Amerika Latin dan Karibia Hadapi Kegemukan dan Kelaparan
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Sejak tahun 1975, kegemukan atau obesitas pada orang dewasa di Amerika Latin dan kawasan Karibia telah meningkat tiga kali lipat. Namun di sisi lain satu dari empat orang di sana mengalami kelaparan, menurut data yang diterbitkan PBB pada hari Selasa (12/11).
Panorama Keamanan Pangan dan Gizi 2019, yang diterbitkan bersama oleh sekelompok lembaga kesehatan PBB, mendesak negara-negara di kawasan itu untuk mengambil tindakan cepat untuk mengatasi masalah kekurangan gizi di seluruh kawasan.
Peningkatan obesitas di kawasan itu mencapai 24 persen dari populasi regional, atau sekitar 105 juta orang. Ini berarti hampir dua kali lipat dari angka obesitas global sebesar 13,2 persen. Ini bukan hanya menyangkut biaya ekonomi yang besar, tetapi juga mengancam kehidupan ratusan ribu orang, kata Julio Berdegué, Perwakilan Regional untuk Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).
Laporan itu menyoroti pentingnya mempromosikan lingkungan makanan yang lebih sehat, dan menyarankan menerapkan sistem perpajakan dan insentif lain yang mendukung makanan sehat, sistem perlindungan sosial, program pemberian makanan di sekolah dan regulasi periklanan dan pemasaran makanan.
Laporan itu menyarankan untuk meningkatkan label makanan, memastikan keamanan dan kualitas makanan yang dijual di jalan, dan merumuskan ulang bahan-bahan produk tertentu untuk memastikan nilai gizi.
Meninggal Akibat Makanan Tak Sehat
Tren yang paling cepat berkembang di sektor makanan di kawasan Amerika Latin dan Karibia adalah produk makanan ultra-olahan, yang meningkatkan paparan penduduk terhadap jumlah gula, natrium, dan lemak yang berlebihan yang dikonsumsi, menurut laporan itu.
Setiap tahun, 600.000 orang di wilayah ini meninggal karena penyakit yang berkaitan dengan pola makan, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular. Sementara diet yang tidak memadai mengancam generasi mendatang, karena tingkat obesitas anak dan remaja meningkat tiga kali lipat antara tahun 1990 dan 2016.
Industri pengolahan makanan dituduh mendominasi lingkungan makanan di kawasan ini. Produk ultra-olahan lebih mudah tersedia dengan meluasnya rantai supermarket. Keterjangkauan produk itu lebih kuat daripada pilihan makanan bergizi, dan orang miskin yang paling terpukul.
"Kita memerlukan komitmen seluruh masyarakat dan kebijakan publik yang mengatur produk makanan yang tidak sehat, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi aktivitas fisik dan mempromosikan makan sehat di sekolah dan di meja keluarga," kata Carissa Etienne, Direktur Pan American Health Organization (PAHO), yang juga merupakan kantor regional WHO.
Program perlindungan sosial di kawasan itu menyediakan sarapan, makanan ringan dan makan siang bagi lebih dari 200 juta orang di Amerika Latin dan Karibia atau sepertiga dari populasi regional. Program itu termasuk membantu 85 juta anak sekolah.
Editor : Sabar Subekti
Uji Coba Rudal Jarak Jauh Korea Utara Tanda Peningkatan Pote...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Korea Utara menguji coba rudal balistik antar benua (ICBM) untuk pertama kali...