Amerika Mengadopsi Taktik Perang Israel
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Amerika Serikat telah mengadopsi taktik perang Israel yang unik dalam penyerangan melawan ISIS: meledakkan misil di atas gedung untuk memperingati warga yang ada di dalam bahwa gedung itu akan dibom.
Pasukan Israel sudah menggunakan taktik itu, yang dikenal secara luas sebagai “operasi ketuk atap”, dalam penyerangannya di Gaza beberapa tahun terakhir supaya warga menyingkir sebelum mereka menyerangnya.
Pernyataan publik pertama tentang AS yang akan menggunakan “operasi ketuk atap” muncul pad hari Selasa (26/4) saat konferensi pers yang diadakan Jenderal Mayor Angkatan Udara, Peter E Gersten, wakil komandan operasi dan intelijen untuk Resolusi Operasi anti-ISIS (the anti-ISIS Operation Inherent Resolve).
Gersten menjelaskan serangan terhadap pusat penyimpanan keuangan ISIS pada tanggal 5 April di Mosul selatan, Irak. AS telah mengamati dengan seksama rumah seorang pemegang keuangan ISIS, atau "emir keuangan", meminjam kata Gersten.
"Dia adalah distributor utama pendanaan untuk pejuang Daesh," kata Gersten, menggunakan nama lain untuk ISIS. "Kami menyaksikan dia berangkat dan pulang dari rumahnya, kami menyaksikan persediaannya, kami menyaksikan keamanan yang terlibat di dalamnya. Dan kami juga menyaksikan kadang-kadang istri dan anak-anaknya keluar masuk dari permukiman."
Dengan menggunakan pesawat pengintai dan aset intelijen lainnya untuk berjaga-jaga, AS kemudian mulai merumuskan rencana, kata Gersten, untuk membuat perempuan, anak-anak, dan warga lainnya keluar dari gedung.
“Kami pergi meletakkan misil Hellfire di atas gedung dan meledakkan udara tanpa merusak gedungnya, hanya mengetuk atap untuk memastikan bahwa istri dan anak-anaknya keluar dari gedung,” katanya, “dan kemudian kami melanjutkan operasi kami”.
Gersten mengakui pengaruh Israel itu, dan ia mengatakan, "Itu taktik, teknik, dan prosedur yang persis kita ambil."
Gersten tidak menunjukkan bahwa militer Israel telah secara resmi menjelaskan kepada komandan AS tentang bagaimana cara “operasi ketuk atap”.
Tapi katanya, "Kami sudah pasti menyaksikan dan mengamati prosedur mereka. Sebagaimana kita merumuskan cara untuk mendapatkan warga sipil keluar dari rumah, ini dikemukakan oleh salah satu ahli kami."
Gersten mengatakan bahwa selebaran juga dijatuhkan untuk memperingatkan serangan tertunda. Dalam beberapa operasi Israel, panggilan telepon telah dilakukan ke rumah-rumah yang akan terkena juga.
Awalnya AS meyakini bahwa “operasi ketuk pintu” telah berhasil menyelamatkan perempuan yang berada di dalam, yang telah diamati.
Terlepas dari kenyataan bahwa "orang-orang yang berada di gedung itu secara harfiah menginjak-injaknya dia agar keluar dari gedung itu," menurut Gersten, dia bisa keluar sendiri.
Ia melanjutkan, "Kami menyaksikan dan mengamati dia meninggalkan gedung. Dan dia sudah tidak ada di sekitar area bangunan, kami mulai memproses aksi serangan."
Tapi kemudian, ia berlari kembali ke gedung.
"Sangat sulit bagi kami untuk menyaksikan, dan itu sudah di detik-detik terakhir ledakan," Gersten mengenang.
Ada video dari keseluruhan insiden, tapi tidak mungkin akan dirilis oleh Pentagon karena memperlihatkan seorang penduduk sipil tewas, menurut seorang pejabat pertahanan.
AS telah melihat tidak ada bukti kuat munculnya “emir keuangan” dan meyakini dia mungkin tewas. Gersten tidak melanjutkan identifikasi laki-laki yang ditargetkan tersebut ataupun anggota ISIS lainnya, atau warga sipil yang tewas dalam insiden itu.
Dalam konferensi persnya, Gersten menekankan bahwa ISIS menderita masalah semangat juang di kalangan para pejuangnya, sebagian karena kekurangan uang tunai setelah lebih dari belasan serangan udara terhadap pusat-pusat keuangan. Dia mencatat bahwa jumlah pejuang asing yang masuk ke Suriah dan Irak sekarang telah turun menjadi sekitar 200 orang per bulan dibandingkan setahun yang lalu 1.500 orang per bulan, meskipun itu mungkin karena beberapa alasan termasuk semangat dan penjagaan yang lebih kuat di perbatasan.
AS juga menempatkan meriam jarak jauh di selatan Turki untuk melakukan serangan terhadap sasaran ISIS di Suriah, kata Gersten. (cnn.com/kav)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...