Anak-anak di Suriah Derita Stres Akut Akibat Perang
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Anak- anak di Suriah menderita toxic stress atau stres akut, bentuk trauma kejiwaan parah yang dapat menyebabkan gangguan seumur hidup, menurut sebuah laporan yang dirilis pekan lalu.
Laporan oleh lembaga nirlaba Save the Children itu, melukiskan gambaran mengerikan anak-anak yang ketakutan, menderita gangguan berbicara dan tidak bisa mengontrol buang air besar atau kecil, dan beberapa bahkan kehilangan kemampuan untuk berbicara. Lainnya mencoba menyakiti diri sendiri dan bunuh diri.
Penulis penelitian itu memperingatkan, krisis kesehatan mental bangsa itu telah mencapai titik berbahaya, "trauma dan penderitaan hebat” di kalangan anak-anak bisa menyebabkan gangguan kejiwaan permanen.
Para peneliti berbicara dengan 450 anak-anak, remaja, dan orang dewasa di tujuh dari 14 provinsi di Suriah.
Alexandra Chen, Spesialis Perlindungan Anak dan Kesehatan Mental berbasis di Universitas Harvard berkata, "Paparan berulang peristiwa traumatis yang ekstrem pada anak- anak Suriah menempatkan mereka pada risiko hidup dalam keadaan stres beracun.”
Orang-orang dewasa mengatakan, penyebab utama tekanan kejiwaan adalah penembakan dan pengeboman yang terus-menerus, menjadi ciri perang yang hampir memasuki tahun keenam.
Separuh anak-anak yang ditanyai para peneliti mengatakan, mereka tidak pernah atau jarang merasa aman di sekolah, dan 40 persen mengatakan mereka tidak merasa aman bermain di luar, bahkan di luar rumah mereka sendiri.
Studi mendapati, lebih dari 70 persen anak-anak yang diwawancarai mengalami gejala umum "stres akut" atau gangguan stres pasca-trauma, seperti mengompol. Sekitar 48 persen orang dewasa melaporkan melihat anak-anak kehilangan kemampuan untuk berbicara atau kesulitan berbicara sejak perang dimulai, menurut laporan tersebut. (voaindonesia.com)
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...