Anak Kadhafi Ditemui HRW
Dia mengaku hak-haknya dilanggar.
TRIPOLI, SATUHARAPAN.COM – Human Rights Watch (HRW) mengatakan pada hari Senin (26/10) bahwa telah bertemu dengan Saadi, anak diktator Libya, Moamar Kadhafi, di penjara Tripoli. Saadi mengatakan haknya dilanggar.
"Dia mengatakan pengacara tidak hadir dalam salah satu sesi interogasi, di mana dia menduga, pejabat kejaksaan telah mengintimidasi dia dan mengancam saksi lainnya," kata kelompok hak asasi manusia berbasis di New York.
Anak ketiga Kadhafi itu berbicara kepada HRW tanpa penjaga pada 15 September di penjara Al-Hadba, yang merupakan pertemuan pertamanya dengan sebuah organisasi hak asasi manusia sejak ekstradisinya dari Niger pada Maret 2014.
Saadi Kadhafi mencari perlindungan di Niger setelah pemberontakan pada tahun 2011 yang menggulingkan ayahnya.
Dia didakwa atas kasus pembunuhan tingkat pertama pada tahun 2005 terhadap mantan pelatih klub sepak bola di Al-Ittihad, di Tripoli dan pengadilannya sedang berlangsung.
Saadi Kadhadi, 42 tahun, mengatakan kepada peneliti HRW bahwa dia tidak memiliki pengacara selama tahap pra peradilan dan penyelidikan kasusnya, meskipun dia mampu menunjuk pengacara sejak awal persidangan.
Diaa mengatakan bahwa dia "ditahan di sel isolasi di penjara Al-Hadba sejak diekstradisi , dan tidak bisa berkomunikasi dengan tahanan lain," kata HRW.
Tiga Pejabat Kadhafi
Para peneliti HRW juga bertemu dengan tiga tahanan lainnya, termasuk mantan kepala intelijen militer, Abdullah Senussi, dan dua mantan perdana menteri, Abuzeid Dorda, dan Al-Baghdadi Al-Mahmudi.
Sebuah pengadilan di Tripoli menjatuhkan hukuman mati pada ketiganya pada bulan Juli, karena peran mereka dalam menekan pemberontakan tahun 2011.
Abdullah Sanussi, mantan kepala intelijen dalam pemerintahan diktator Libya, Moamar Kadhafi, berada di antara terdakwa dalam persidangan di pengadilan di Tripoli. (Foto: dari HRW)
Senussi juga telah disebut oleh media Inggris sebagai salah satu dari dua tersangka oleh jaksa Skotlandia yang mengindentifikasi dia terlibat dalam pemboman pesawat jet Pan Am di atas kota Lockerbie, Skotlandia, pada tahun 1988, yang menewaskan 270 orang.
Tiga mantan pejabat itu dilaporkan tidak mendapat akses pribadi kepada pengacara, dan otoritas pengadilan menolak mereka berbicara selama proses pengadilan dan kelompok bersenjata mengintimidasi pengacara mereka, kata HRW.
"Salah satunya juga diduga mendapat perlakuan buruk selama interogasi," tambahnya.
Pada awal Agustus, situs berita berbahasa Arab, clearnews, menerbitkan video yang menunjukkan para pejabat dan penjaga di penjara Al-Hadba mengobati beberapa tahanan yang sakit, termasuk Saadi Kadhafi.
Libya jatuh ke dalam kekacauan setelah pemberontakan tahun 2011 dan sekarang memiliki dua pemerintah dan dua parlemen bersaing merebut kekuasaan di negara kaya minyak itu.
Penjara Al-Hadba dikendalikan oleh koalisi milisi Libya Dawn, yang mendukung otoritas yang mendeklarasikan diri di Tripoli, saingan pemerintah Libya lain yang diakui secara internasional di Al-Bayda dan Tobruk di wilayah timur.
Pada bulan Juli, pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada anak Kadhafi lainnya, Seif Al-Islam, yang disebut ahli waris Moamar. Dia terkait kejahatan selama pemberontakan.
Seif Al-Islam, yang juga dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), diadili dalam pengadilan in absensia, karena ia ditahan oleh milisi yang menentang otoritas Tripoli.
Tiga dari tujuh putra Kadhafi tewas selama pemberontakan. Kadhafi sendiri ditangkap dan dibunuh oleh pemberontak pada Oktober 2011.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...