Analis Fat Prophets: Tiongkok Butuh Rangsangan Ekonomi
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM – David Lennox, analis dari Fat Prophets mengemukakan Tiongkok membutuhkan rangsangan untuk menggairahkan perekonomiannya.
“Perlambatan layanan jasa Tíongkok ibaratnya duri yang menekan harga logam industri selain faktor utama perlambatan perekonomian makro secara global,” kata David seperti dilaporkan oleh Bloomberg pada Rabu (4/2).
Indeks layanan jasa Tíongkok untuk Januari 2015 turun menjadi 51,8 dibandingkan bulan sebelumnya 53,4. Angka itu menjadi level terendah sejak enam bulan terakhir.
Analisis David berdasar pada data layanan jasa Tíongkok yang melemah seiring pertumbuhan ekonomi yang lambat, salah satu indikatornya yakni harga komoditas logam industri berpotensi melemah, hal ini menandakan secara keseluruhan perekonomian Negeri Tirai Bambu itu masih melambat. Pasalnya, awal pekan ini data manufaktur Tíongkok juga dirilis melambat.
David Lennox mengatakan rilis data layanan jasa Tíongkok yang melambat itu semakin menekan komoditas logam industri.
Selain tembaga, komoditas logam industri lainnya yaitu timah juga masih tertekan karena fundamental yang memburuk. Meskipun, Indonesia, salah satu eksportir timah terbesar dunia memperketat ekspornya, tapi sumber timah alternatif seperti Myanmar malah terus genjot produksi.
Pada perdagangan Rabu (4/2) sampai pukul 10:39 WIB, harga tembaga berjangka di New York Commodity Exchange (COMEX) naik 0,72% menjadi US$2,6 per pon, sedangkan harga tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,4% menjadi US$5.712 per metrik ton.
Adapun, harga timah tiga bulan di LME masih belum beranjak dari level US$19.025 per metrik ton. (bloomberg.com).
Editor : Eben Ezer Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...