Analis Kaget Surplus Neraca Perdagangan Capai US$1,33 Miliar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Surplus neraca pedagangan bulan Juli yang mencapai US$ 1,33 miliar dolar sebagaimana diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini (18/8), mengejutkan banyak analis. Lonjakan itu cukup tajam dibanding surplus US$ 530 juta pada bulan Juni, jauh di atas ekspektasi para analis.
Polling yang dilakukan oleh The Wall Street Journal kepada sejumlah ekonom menyatakan bahwa mereka mengharapkan surplus hanya akan mencapai US$ 365 juta. Itu berarti lonjakan surplus kali ini tiga kali lipat dari perkiraan.
Menurut data BPS, surplus neraca perdagangan bulan Juli dipicu oleh penurunan impor yang mencapai 22,32 persen dibanding Juni 2015. Impor turun menjadi US$19,076 miliar, disebabkan penurunan impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar US$ 283,2 juyta (10,99 persen) dan US$ 2,618 juta (25,18 persen).
Pada saat yang sama, ekspor juga menurun, tetapi tidak sebesar penurunan impor. Ekspor mengalami penurunan sebesar 15,53 persen dibanding Juni 2015, dari US$ 13,506 miliar menjadi US$ 11,408 miliar. Bila dibandingkan dengan ekspor bulan Juli 2014, penurunannya mencapai 19,23 persen.
Neraca Perdagangan Indonesia (dalam juta dolar AS)
Penurunan ekspor Juli disebabkan oleh penurunan ekspor migas sebesar 1,26 persen dibanding Juni 2015 dan penurunan ekspor nonmigas sebesar 17,23 persen.
Menurut lembaga penelitian ekonomi Indonesia-Investment, walaupun terdapat lonjakan surplus neraca perdagangan, analis masih tetap khawatir karena surplus tersebut diperoleh terutama karena impor yang menurun. Penurunan impor tersebut terjadi di tengah perlambatan ekonomi yang mengurangi daya beli, serta depresiasi rupiah yang parah.
Penurunan impor dan ekspor pada saat bersamaan, merupakan sinyal bakal melemahnya pertumbuhan ekonomi global maupun domestik dalam waktu dekat.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...