Loading...
SAINS
Penulis: BPK PENABUR Jakarta 17:14 WIB | Sabtu, 14 Desember 2024

Angkat Kisah Inspiratif dari Kampung Batara di Jawa Timur, Siswa SMAK PENABUR Kota Tangerang Raih Prestasi Tingkat Nasional

Angkat Kisah Inspiratif dari Kampung Batara di Jawa Timur, Siswa SMAK PENABUR Kota Tangerang Raih Prestasi Tingkat Nasional
Vanecha Valda, Siswi SMAK Kota Tangerang memenangkan juara 3 Jurnalistik FLS2N Provinsi Tangerang. (Foto :BPKPJakarta)
Angkat Kisah Inspiratif dari Kampung Batara di Jawa Timur, Siswa SMAK PENABUR Kota Tangerang Raih Prestasi Tingkat Nasional
Acara Cerita tentang kampung Batara (Foto :BPKPJakarta)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-JPerjalanan Spirit of Challenge yang diselenggarakan oleh BPK PENABUR Jakarta ke Banyuwangi pada Maret 2024 lalu, ternyata meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta.  Salah satunya  Vanecha Valda, peserta didik kelas XII dari SMAK PENABUR Kota Tangerang.

Terutama pada saat berkunjung ke kaki Gunung Raung sebelah timur tepatnya di Dusun Papring, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Dimana Ia bertemu dengan Widie Nurmahmudy, pendiri Kampung Baca Taman Rimba atau yang lebih dikenal sebagai Kampung Batara.

Berdiri sejak 2015, Kampung Batara merupakan sekolah adat berbasis konservasi dimana ruangan kelasnya adalah rumah adat yang menyatu dengan alam terbuka. Mengajak masyarakat lokal untuk belajar membaca, menulis, menghitung, sekaligus belajar musik dan kesenian daerah.

Pengalaman itu menyentuh hati Vanecha, hingga saat didapuk oleh sekolahnya untuk berpartisipasi dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) cabang Jurnalistik, Ia memilih untuk mengangkat sosok Widie dan kiprahnya di Kampung Bantara.

“Menurut saya Pak Widie merupakan sosok yang dapat menginspirasi orang lain. Beliau dapat mengolah sumber daya manusia di kampung halamannya dengan baik, sehingga angka buta aksara berkurang lewat pelajaran calistung. Selain itu, di Kampung Batara yang belajar tidak hanya anak-anak, tetapi orang tua usia 25-59 tahun yang buta aksara.” tutur Vanecha.

Vanecha yang menonjol dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ini, mengambil sudut pandang tulisan sesuai dengan tema dari FLS2N yaitu, "Merdeka Berprestasi, Talenta Seni Menginspirasi: Pelajar Pancasila, Dari Resiliensi Meraih Mimpi”. Rupaya karya tulisan itu merebut hati para dewan juri di tingkat kota dan provinsi hingga Vanecha terpilih maju ke tingkat nasional.

Pengalaman pertama ikut lomba

Bagi Vanecha lomba FLS2N merupakan kompetisi pertamanya sejak sekolah di PENABUR dari TK hingga SMA. Pada masa-masa terakhirnya bersekolah di SMA, Ia ingin mengambil kesempatan untuk mengikuti kompetisi ini, sehingga memiliki kenangan yang spesial.

“Untuk mempersiapkan diri saya berlatih selama kurang lebih dua bulan dengan bimbingan Pak Agustinus dan Ibu Kristanti yang adalah guru Bahasa Indonesia di sekolah. Mereka mengajarkan cara menulis dan menentukan sudut pandang agar artikel yang dibuat dapat menarik perhatian pembaca.” jelas Vanecha.

Diminta menulis artikel feature, Vanecha perlu mengumpulkan data-data mendalam tentang Widie dan Kampung Batara lewat wawancara. Selain belajar menulis, sebelum bertemu Widie via Zoom  Meeting karena keterbatasan jarak, Vanecha belajar melalui tayangan video program  “Kick Andy” tentang bagaimana mewawancarai seseorang secara mendalam.

“Tak disangka artikel saya yang mengangkat sosok Pak Widie dan Kampung Batara mengantarkan saya meraih juara harapan dan berkesempatan melaju ke tingkat nasional pada September lalu yang digelar di salah satu hotel di Jakarta.” ungkap Vanecha.

Pada tingkat nasional, Vanecha melakukan persiapan selama dua minggu. Persiapan yang dilakukan fokus untuk memperkaya kosakata, diksi, dan cara menentukan sudut pandang.

“Ketika hari H lomba, saya diminta untuk wawancara 5 narasumber yang ada di lokasi lomba dan tidak boleh ke luar area perlombaan. Itu berlangsung dari pagi sampai siang. Kemudian, dilanjutkan membuat tulisan sepanjang 700 kata on the spot  di satu ruangan tertutup mulai pukul 16.00-22.00 WIB.” ungkap Vanecha.

Pada saat tiba waktu pengumuman lomba ada rasa takut dalam hati Vanecha. Ia takut tidak berhasil menang dan mengecewakan banyak orang terutama guru-guru di sekolah yang begitu mendukungnya.

“Namun, saya selalu ingat kata-kata Papa untuk punya mental juara, mengeluarkan kemampuan yang dimiliki dengan maksimal, selalu mengandalkan Tuhan, dan tidak mudah menyerah. Kata-kata itu lah yang membuat saya berani melalui rintangan lomba mulai dari tingkat Kota, Provinsi, hingga Nasional.” cerita Vanecha.

Satu per satu peserta lomba yang adalah teman Vanecha dari berbagai provinsi dipanggil maju ke depan. Ada salah satu peserta yang pada saat tingkat Provinsi meraih juara 1, tetapi malah mendapat juara harapan. Situasi tersebut sempat membuat Vanecha takut kalah, tetapi Ia berdoa dalam hati menyerahkan semuanya kepada Tuhan.

“Puji Tuhan, panitia memanggil nama saya dan ternyata meraih juara 3.” tutur Vanecha senang, lega, sekaligus bersyukur kepada Tuhan.

Bertemu Widie secara langsung

Memiliki keperluan datang ke Jakarta, Widie menyempatkan mampir ke SMAK PENABUR Kota Tangerang (11/12). Ia hadir setelah dihubungi langsung oleh tim Layanan Pendidikan (Lapendik) BPK PENABUR Jakarta.

Vanecha merasa senang dapat bertemu dengan Widie secara langsung, “Terima kasih Pak Widie sudah hadir dan juga sudah mau diwawancarai melalui Zoom Meeting.” ucapnya.

Dikemas dalam bentuk Talk show, Widie dan Vanecha dipertemukan. Adri Lazuardi, Ketua  Umum Yayasan BPK PENABUR dan Kenny Lim, Ketua BPK PENABUR Jakarta berperan sebagai moderator.

“Senang rasanya dapat datang ke sekolah PENABUR, ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya buat saya. Terima kasih atas kehadiran teman-teman siswa yang sudah mau mengajar di tempat kami. Ketika teman-teman datang kesana ada sekitar 200 orangtua buta aksara dan saat ini bertambah jadi total 320, mereka berasal dari tengah hutan dan pinggir pantai. Mereka yang tadinya takut diajar orang asing, kini jadi berani dan justru menantikan kehadiran teman-teman kembali untuk mengajar disana.” ungkap Widie kepada Ketua dan Wakil Ketua OSIS, Ketua MPK, juga perwakilan siswa yang hadir menjadi penonton talk show.

Widie mengungkapkan alasan mendirikan Kampung Batara berangkat dari keprihatinan nya melihat anak-anak di pinggir hutan yang putus sekolah akibat diskriminasi yang didapatkan di sekolah.

“Kultur dan kebudayaan yang berbeda membuat anak-anak ini takut dikucilkan di sekolah. Kemiskinan juga menjadi faktor lainnya. Putus sekolah membuat mereka jadi tidak bisa melakukan apa-apa ketika berada di usia kerja. Angka pernikahan dini juga tinggi, yaitu perempuan yang menikah di usia 11-14 tahun. Ini terjadi karena mereka menganggap ilmu tidak begitu penting ketika itu.” cerita Widie.

Oleh karena itu, Kampung Batara menjadi alternatif pendidikan yang aman dan nyaman bagi warga. Berbasis bermain, sebelum kelas dimulai anak-anak bermain permainan tradisional terlebih dahulu sehingga otak dan motoriknya bekerja. Pada saat kelas, mereka bebas mengembangkan potensi yang dimiliki.

“Jadi, anak-anak tetap bersekolah seperti biasa. Ketika mereka mendapatkan teori di sekolah, disini tempat mengembangkan skill nya.” tutur Widie.

“Para orangtua sangat antusias dan mereka terlibat mendukung anak-anak mereka di Kampung Batara. Terus berkembang, pada tahun 2020 kelas dibuka bagi orangtua buta aksara untuk belajar calistung. Mengajak orangtua belajar lebih sulit ada berbagai alasan, tetapi jika kita bilang ‘masa anak bisa baca, kamu tidak’, akhirnya mereka mau belajar.” ungkap Widie membagikan pengalamannya.

Berkat kerja keras Widie dan tim pengajar, kini sudah ada 320 warga yang memiliki sertifikat melek aksara.

Vanecha di mata guru-guru

Kristina Tarigan, Kepala SMAK PENABUR Kota Tangerang mengungkapkan bahwa Vanecha merupakan sosok yang rajin, mandiri, dan memiliki keinginan tinggi untuk belajar hal-hal baru.

“Vanecha merupakan anak yang mau terus mengeksplor kemampuan yang dimiliki dan dia mudah diarahkan dalam mengasah skill menulisnya. Inilah yang menjadi alasan kami memilih Vanecha untuk berkompetisi di FLS2N.” ungkap Kristina.

Kristinia turut menyampaikan bahwa guru-guru di sekolah begitu mendukung Vanecha selama persiapan lomba, “Kami memberikan pendampingan dan memfasilitasi Vanecha ketika bertemu dengan narasumber.” 

Vanecha merupakan satu dari siswa BPK PENABUR Jakarta yang memiliki profil BEST dalam dirinya. Be Tough, tidak muda menyerah, tangguh, dan berani menghadapi hal baru yaitu mengikuti lomba FLS2N cabang Jurnalistik. Excel Worldwide, menguasai kemampuan menulis dengan baik dan berhasil meraih juara 3 tingkat nasional. Share with Society, melalui tulisannya dapat berbagi inspirasi kepada pembaca. Trust in God, selalu berserah dan mengandalkan Tuhan dalam berbagai situasi yang dihadapinya.

SMAK PENABUR Kota Tangerang terletak di Jalan Honoris Raya Blok J10, RT.004/RW.005, Kelapa Indah, Tangerang, Banten 15117. Informasi selengkapnya klik tautan berikut ini https://psbjakarta.bpkpenabur.or.id/

Editor : Eti Artayatini


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home