Angkie Yudistia Ajak Anak Muda Kembangkan Produktivitas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia mengajak anak muda memaksimalkan masa-masa produktif dengan fokus pada pengembangan potensi dan tidak membandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain.
"Kenapa sih kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain. Kita selalu melihat rumput tetangga itu hijau. Kita lupa kalau diri kita sendiri bisa 'menghijaukan' diri kita," kata Angkie dalam acara bincang-bincang yang dipantau virtual dari Jakarta, Kamis (29/9).
Menurut Angkie, kebanyakan anak muda saat melihat pencapaian orang lain langsung merasa dirinya rendah dan menyalahkan diri sendiri karena belum mampu berada di titik seperti orang yang dia lihat. Padahal, lanjut dia, anak muda seharusnya lebih fokus melihat proses di balik kesuksesan seseorang.
"Sering merasa kayaknya aku belum jadi apa-apa, aku enggak punya apa-apa. Tapi kan kita enggak tahu di balik (pencapaian orang lain) itu ada apa. Yang harus kita lihat itu adalah bagaimana perjuangan orang lain sehingga dia bisa sampai ke titik itu," tutur Angkie.
"Itulah mengapa kita harus berpikir kritis karena segala sesuatu pencapaian itu tidak mungkin tanpa usaha. Jadi mumpung masih berada di masa-masa produktif, nikmatilah momen-momen ini," lanjut dia.
Untuk itu, kata dia, anak muda perlu terus menyiram diri dengan ilmu pengetahuan baik melalui banyak membaca buku hingga mengikuti berbagai pelatihan yang mampu mengembangkan potensi diri. Apalagi, kata dia, perkembangan teknologi saat ini membuat informasi menjadi sangat mudah diakses.
"Kemudahan teknologi ini adalah momentum yang luar biasa karena informasi semua bisa didapatkan dengan mudah. Kalau mau mengerjakan tugas juga gampang banget, dibandingkan kami pada zaman dulu itu harus buka ensiklopedia satu per satu," ujar Angkie.
Selain itu, Angkie juga mengajak anak muda untuk membangun personal branding atau citra diri agar bisa berkompetisi, lebih mudah membangun koneksi, dan mendapatkan kepercayaan publik terhadap kemampuan yang dimiliki.
"Gimana caranya kita branding? Kita lihat beberapa contoh, misalnya motivator Merry Riana, dia itu selalu menggunakan baju merah, suaminya pakai baju putih. Itu dia sedang mem-branding-kan dirinya," kata Angkie.
"Sama seperti saya, seorang tuli, tapi saya berusaha bagaimana bisa berkompetisi dengan orang non disabilitas yang jauh lebih pintar. Jadi bagaimana disabilitas ini diubah menjadi kelebihan," katanya.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...