Anies Baswedan: Masyarakat Belum Sadar Pendidikan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengisyaratkan bahwa pendidikan belum menjadi kesadaran masyarakat Indonesia. Ia mengungkapkan, masyarakat lebih memiliki mindset populer yang kuat mengenai kekayaan alam di Indonesia ketimbang menyadari persoalan pendidikan di negeri ini.
Padahal, ia melanjutkan, negara-negara yang mampu berhasil dari keterpurukan adalah negeri yang bangkit karena kekuatan kualitas manusianya melalui pendidikan, seperti Korea Selatan, Singapura, ataupun Taiwan.
“Tengoklah Timur Tengah. Ada rahmat kekayaan alam yang luar biasa di sana, namun apakah dunia menengok ke sana? Tidak,” ujar Anis. “Dunia justru menengok ke Asia Timur karena ada kesadaran tentang kualitas manusia,” kata dia melanjutkan.
Pemerintah kini berupaya meningkatkan jumlah sekolah untuk menampung anak Indonesia. Namun Anies menginginkan juga ada peningkatan permintaan sekolah dari masyarakat. Artinya kesadaran mengenai pentingnya sekolah harus diupayakan.
“Demand (permintaan, Red) sekolah tidak selalu menjadi cermin tingkat ekonomi, melainkan tingkat kesadaran,” kata Anies. “Sebab, banyak ditemukan putus sekolah karena tidak sadar pentingnya sekolah," ujar Mendikbud saat memberikan sambutan dalam seminar Penguatan Ekonomi Nasional Melalui Peningkatan Kualitas Manusia, di Hotel Pullman Jakarta, Kamis (20/8).
Mantan rektor Universitas Paramadina ini mengatakan bahwa kesadaran ini merupakan tantangan sosiologis, terutama di daerah.
“Di daerah sering menghadapi pertanyaan sosiologis: buat apa lama-lama habiskan waktu di sekolah. Di sini (daerah, Red) nggak perlu lama sekolah (sebab) kami bisa berlayar dan dapat kehidupan,” ujar Menteri menceritakan kenyataan di daerah.
Menurutnya, persoalan pentingnya pendidikan tidak terlalu tampak di kota besar, namun ketika berbicara tentang Indonesia yang sangat luas, negara ini berhadapan dengan tantangan menumbuhkan kesadaran pentingnya pendidikan.
“Di negeri yang maju ada perubahan kualitas manusia karena ada kesadaran yang menempel kuat di keluarga-keluarga, terutama ibu, tentang pentingnya pendidikan dan kemudian diterjemahkan dengan dorongan untuk sekolah,” ujar Anies menambahkan bahwa ibu-ibu di Korea Selatan keras sekali mendorong anaknya sekolah.
Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya pendidikan tidak selalu pentingnya sekolah. “Karena sebagian justru melakukan pendidikan di rumahnya sendiri, tak harus mengirimkan ke sekolah,” ujar Mendikbud.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...