Animo Warga NTB Menjadi TKI Tinggi
MATARAM, SATUHARAPAN.COM - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat sebanyak 56.672 warganya memilih untuk mengadu nasib dan bekerja di luar negeri sebagai TKI.
"Jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) asal NTB yang ditempatkan di luar negeri pada 2014 lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya, sebanyak 45 ribu orang. Ini menunjukkan animo warga NTB menjadi TKI masih cukup tinggi," kata Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, H Zainal, di Mataram, Minggu (18/1).
Ia mengatakan, sebagian besar tenaga kerja Indonesia (TKI) yang ditempatkan di luar negeri tersebut bekerja di sektor informal, seperti perkebunan dan pembantu rumah tangga di Malaysia.
Ada juga yang ditempatkan di Brunei Darussalam, Singapura, dan kawasan Asia Pacifik, seperti Taiwan dan Hong Hong.
Selain itu, di sejumlah negara kawasan Timur Tengah, yang tidak terkena kebijakan moratorium penempatan TKI, seperti Oman dan Bahrain.
Ia menyebutkan, sebanyak 56.672 warga NTB yang bekerja di luar negeri pada 2014, terdiri atas laki-laki sebanyak 45.256 orang dan perempuan 11.416 orang.
Mereka berasal dari Kota Mataram sebanyak 140 orang, Kota Bima 90 orang, Kabupaten Lombok Barat 4.602 orang, Lombok Tengah 8.239 orang, Lombok Timur 24.281 orang, Lombok Utara 887 orang.
Selain itu, dari Kabupaten Sumbawa 3.998 orang, Sumbawa Barat 929 orang, Dompu 713 orang, dan Bima 1.709 orang.
" Kabupaten Lombok Timur masih menjadi daerah pengirim TKI terbesar di NTB. Bahkan, tertinggi dibandingkan kabupaten/kota se-Indonesia," katanya.
Menurut Zainal, pihaknya terus berupaya meningkatkan jumlah TKI yang ditempatkan di luar negeri bekerja di sektor formal, seperti yang diinginkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
Upaya meningkatkan kompetensi para calon TKI, dilakukan melalui Balai Latihan Kerja Internasional (BLKI), yang dibangun oleh Kementerian Ketenagakerjaan, di Kabupaten Lombok Timur.
" Kami tetap upayakan agar TKI yang ditempatkan di luar negeri bekerja di sektor formal, untuk menekan jumlah TKI bermasalah," kata Zainal.
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, meminta Pemerintah Provinsi NTB memanfaatkan BLKI yang dibangun di Kabupaten Lombok Timur, untuk menekan TKI di sektor informal.
Upaya menekan pemberangkatan TKI informal perlu dilakukan, karena yang banyak bermasalah di negara penempatan adalah mereka yang bekerja di sektor informal.
" Makanya saya punya pemikiran untuk memperbanyak jumlah TKI formal, dengan cara melatih. Kita harus memperbanyak pelatihan dan pembinaan keterampilan melalui BLK yang ada," katanya ketika meninjau kondisi BLKI di Kabupaten Lombok Timur, pada Sabtu (17/1). (antaranews.com)
Editor : Eben Ezer Siadari
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...