Anjing Dapat Bedakan Makna dan Intonasi Ucapan Manusia
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Anjing dapat membedakan kata-kata dan intonasi dengan bagian otak yang sama dengan manusia, menurut sebuah studi tentang bagaimana binatang terdekat dengan manusia ini menafsirkan bahasa manusia.
Hasil penelitian yang diterbitkan pada hari Senin (29/8) dalam jurnal Science itu dilaporan oleh para peneliti pada Universitas Eotvos Lorand Budapest. Penelitian itu menunjukkan otak anjing mampu menafsirkan apa yang dikatakan manusia dan bagaimana manusia mengatakannya.
Anjing, seperti manusia, menggunakan otak kiri untuk menafsirkan kata-kata, dan wilayah belahan kanan untuk menganalisis intonasi.
Pusat kesenangan otak anjing menjadi aktif hanya ketika ada kata-kata kebaikan dan pujian yang disertai dengan intonasi yang tepat, kata para peneliti.
Pengamatan menunjukkan bahwa mekanisme saraf untuk pengolahan kata berkembang jauh lebih awal daripada yang diyakini sebelumnya. Dan hal itu tidak unik hanya untuk otak manusia.
Penelitian itu menunjukkan bahwa di lingkungan dengan banyak kata-kata yang diucapkan seperti dalam rumah keluarga, pemahaman pada makna kata dapat berkembang, bahkan pada otak hewan yang tidak dapat berbicara.
"Otak manusia tidak hanya secara terpisah menganalisis apa yang kita katakan dan bagaimana kita mengatakannya, tetapi juga mengintegrasikan dua jenis informasi, untuk sampai pada kesatuanb makna," kata Attila Andics, seorang peneliti di Universitas Eotvos Lorand.
"Temuan kami menunjukkan bahwa anjing juga bisa melakukan semua itu, dan mereka menggunakan mekanisme otak yang sangat mirip." Penemuan ini dapat membantu memfasilitasi komunikasi dan kerja sama antara anjing dan manusia.
Para ilmuwan mempelajari 13 anjing yang berbaring ketika alat scanner otak mengukur aktivitas otak mereka ketika mereka mendengarkan pemiliknya berbicara.
Mereka menemukan bahwa anjing akan mengaktifkan area otak kanan untuk membedakan antara sinyal intonasi kebaikan dan nada netral.
Para peneliti juga mengidentifikasi bahwa bagian yang sama dari otak anjing 'menafsirkan suara non-verbal yang menimbulkan emosi. Daerah yang sama dari otak manusia memainkan peran yang sama, menunjukkan bahwa mekanisme untuk menafsirkan intonasi tidak spesifik untuk berbicara.
"Apa yang membuat kata-kata unik bagi manusia bukan pada kapasitas saraf khusus, tapi penemuan kami menunjukkan bagaimana menggunakannya," kata para ilmuwan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...