Annisa Hertami Luncurkan Buku Puisi "Agar Dapat Kubaca Zaman"
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ditengah kesibukannya sebagai seniman peran Annisa Hertami Kusumastuti meluncurkan buku kumpulan puisinya berjudul "Agar Dapat Kubaca Zaman" di Pendhapa art space Jalan Ring Road Selatan Tegal Krapyak RT 01 Panggungharjo Sewon Bantul - Yogyakarta, Jumat (25/8) malam.
Acara peluncuran buku "Agar Dapat Kubaca Zaman" diramaikan dengan penampilan musik, kolaborasi tari-puisi serta pembacaan puisi karya Annisa oleh beberapa seniman. Peluncuran buku kumpulan puisi tersebut menandai kembali kiprah Annisa Hertami dalam penulisan dunia sastra yang menjadi salah satu pintu masuk dalam berkesenian. Buku baru kumpulan puisi merupakan refleksi dan doa Annisa sekaligus perayaan atas keberagaman profesi yang telah membesarkannya. Beberapa puisinya diterbitkan dalam buku "Wajah Ibu: Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan" (2016).
"Buku ini menyangkut sengkarut pencarian diri saya maupun apa yang saya lihat, dengar, dan rasakan di sekitar kita. Emosi-emosi pikiran dan perasaan itulah yang saya tuangkan dalam bait-bait puisi." kata Annisa Hertami.
Annisa Hertami adalah salah satu seniman dengan banyak kemampuan mulai dari seni peran, teater, hingga penulisan. Dunia sastra bukanlah hal baru bagi dirinya. Tahun lalu dalam perhelatan Sastra Bulan Purnama (SBP) ke-56 di Tembi Rumah Budaya, Yogyakarta Anisa Hertami membawakan monolog dalam sebuah teatrikal tari topeng saat membacakan cerpen dengan judul Jainem karya Ardi Susanti dengan dramatisasi isi cerita perjalanan hidup Jainem yang menjadi tokoh utama cerpen.
Beberapa waktu lalu berkolaborasi dengan tiga seniman, Annisa menampilkan monolog mengangkat naskah karya Landung Simatupang berjudul Panggil Saja Aku Kartini, di Galeri Indonesia Kaya dengan iringan musik garapan Sri "Encik" Krishna.
Beberapa film layar lebar telah dibintanginya diantaranya "Soegija" (2012), "Jokowi" (2013), "Jenderal Soedirman" (2015). Setelah menyelesaikan film "Nyai", beberapa waktu lalu Annisa merampungkan film berjudul "The Gift".
Bersamaan peluncuran buku digelar pameran ilustrasi bertajuk "Merayakan Keberagaman, Membaca Bangsa" dari beberapa perupa diantaranya Astuti Kusumo, Joko Sulistiono, Nasirun merespon karya puisi Annisa. Respon seni rupa dengan judul yang sama pada karya puisi menjadi ilustrasi dalam sebuah pameran adalah tawaran menarik dari perjumpaan bidang seni yang berbeda. Karya ilustrasi Ong Hari Wahyu digunakan menjadi sampul buku "Agar Dapat Kubaca Zaman".
Dengan tema pameran ilustrasi mengiringi peluncuran buku baru Annisa Hertami, sastrawan Landung Simatupang dalam sambutannya menyoroti kehidupan berbangsa akhir-akhir ini yang cukup meresahkan.
"Malam ini mari kita maknai bersama sebagai isi dari jiwa kita sehingga makin mampu mengilhamkan kasih sayang dengan kehidupan keseharian saat ini yang di sana-sini terancam kecamuk emosi, ketidaksukaan, kebencian, dengki, dan permusuhan antara anak bangsa." kata Landung Simatupang dalam sambutannya Jumat (25/8) malam.
Banjarmasin Gelar Festival Budaya Minangkabau
BANJARMASIN, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan memberikan dukungan p...