Anti-Islam Makin Marak di Eropa
MARSEILLE, SATUHARAPAN.COM – Pascaserangan yang terjadi di Paris akhir pekan lalu membuat gelombang Islamophobia atau anti-Islam semakin kencang di Eropa. Baru-baru ini salah seorang warga Prancis beragama Islam mendapat serangan kebencian pada hari Rabu (18/11) karena memakai jilbab.
Seorang perempuan muda beragama Muslim dan memakai jilbab diserang saat dia meninggalkan stasiun metro di pusat Marseille oleh seorang pria yang kemudian menuduhnya sebagai seorang teroris.
Penyerang, yang diperkirakan berusia 20 tahun, dilaporkan telah memberi peringatan mengenai jilbab yang dipakai perempuan tersebut sebelum meninju dan memukul dia dengan sebuah kotak silet.
Perempuan tersebut kemudian mengalami luka ringan di dada.
Banyak Muslim Prancis khawatir akan terjadi serangan balik terhadap mereka pasca-insiden yang terjadi di enam titik di Paris dan menewaskan kurang lebih 129 orang pada hari Jumat (13/11) dengan ISIS sebagai pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Kaum Yahudi Juga Ikut Diserang
Sementara itu, seorang guru di sebuah sekolah Yahudi yang juga terletak di selatan kota Marseille ditikam pada Rabu (18/11) malam oleh tiga orang yang berkata-kata kotor berbau anti-semit dan mengatakan mereka mendukung apa yang dilakukan oleh ISIS, kata pihak berwenang setempat.
Serangan terhadap seorang guru itu terjadi pada pukul 08.00 waktu setempat di distrik 13, kata seorang polisi Laurent Nunez.
Korban yang berusia 57 tahun, mengenakan sebuah kippah (topi berbentuk setengah bola yang sering dipakai oleh kaum Yahudi Ortodoks), diserang di luar rumahnya yang tidak jauh dari sekolah dan kompleks rumah ibadat mereka, kata seorang narasumber.
Guru yang lolos dari cedera serius itu dibawa ke rumah sakit dan beberapa petugas menyebar di seluruh wilayah tersebut untuk mencari pelaku. Sebelumnya, mereka telah melarikan diri ketika polisi datang.
Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengatakan ia marah terhadap "serangan-serangan pengecut dari anti-Muslim dan anti-Semit".
"Semuanya sedang dilakukan penyelidikan untuk menemukan dan mempertanyakan kepada mereka yang bertanggung jawab untuk tindakan kejam ini, mereka harus diadili," kata dia.
Video Seorang Muslim Prancis Yakinkan Warga Islam Bukan Teroris
Pascaserangan Paris yang menewaskan 129 orang pada akhir pekan lalu, seorang pria Muslim Prancis sadar bahwa gelombang anti-Islam pasti akan sangat besar. Untuk itu, di dekat lokasi peringatan terhadap korban yang meninggal dalam insiden tersebut, dia menggelar aksi tutup mata dengan mengatakan dia adalah seorang Muslim dan bukan teroris.
Dalam sebuah tulisan berbahasa Prancis yang diletakkan di dekat kakinya berkata: “Saya adalah seorang Muslim dan bukan teroris. Aku percaya pada kalian, apakah kalian percaya padaku? Jika iya, peluklah aku.”
Kemudian, satu per satu orang yang berkerumun di dekatnya memberinya sebuah pelukan. Tak sedikit dari mereka yang menangis sambil memeluknya.
Di akhir aksinya, pemuda tersebut mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah memberinya pelukan.
“Saya melakukan ini semua untuk mengirim pesan kepada semua orang bahwa saya seorang Muslim tapi bukan berarti saya adalah teroris. Saya tidak pernah membunuh siapa pun. Bahkan, pada Jumat lalu, bertepatan dengan hari ulang tahun saya, saya tidak keluar rumah karena saya menghormati para korban,” kata dia.
“Saya hanya ingin memberi tahu bahwa Muslim tidak identik dengan teroris. Teroris adalah teroris, seseorang yang bersedia untuk membunuh orang lain atas nama apa pun. Seorang Muslim tidak akan membunuh. Kami tidak diajarkan untuk membunuh.”
Sejak diunggah ke situs berbagi video youtube pada tanggal 16 November 2015 lalu video tersebut sudah ditonton sebanyak 1.162.723 kali dengan 6.701 orang menyukai video ini. (middleeasteye.net)
Editor : Bayu Probo
Jaga Imun Tubuh Atasi Tuberkulosis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter Spesialis Paru RSPI Bintaro, Dr dr Raden Rara Diah Handayani, Sp.P...