Antisipasi Macet, DKI Akan Kerjasama dengan Google Waze
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama meyakini bisa mengantisipasi macet di Jakarta melalui kerjasama dengan Waze.
Waze merupakan aplikasi berdasar peta jalan di Android dan iOS untuk mengetahui kondisi nyata lalulintas jalan terutama tingkat kemacetan. Aplikasi ini juga menyediakan informasi peringatan bencana dan laporan cuaca.
Wase dibuat oleh pengembang perangkat lunak asal Israel lima tahun lalu, dan sempat ditawar oleh Facebook dan perusahaan besar lain namun Waze menolaknya hingga ada 2011 Google akhirnya membeli perusahaan ini.
Seperti Google Maps, dengan Waze orang bisa mendapatkan rute dan arahan perjalanan. Berbeda dengan Google Maps, Waze dilengkapi fitur Social Media, pengguna Waze (disebut Wazer) dapat bertanya kepada Wazer lain dengan men-klik salah satu wazer dan anda dapat bertanya untuk mendapatkan informasi dari orang lain.
“Dengan Waze saya pikir kita bisa diuntungkan ya, sudah ada 10 kota di dunia yang kerjasama dengan mereka, minimal kita tidak perlu bangun ITS (Intelligent Transportation System) yang sekian triliun, dulu kan kita mau bangun ITS, ini ada program yang gratis, kita tinggal masuk saja,” kata Basuki usai pertemunnya dengan perwakilan Waze, yakni Connected Citizens Program Manager Waze/Google, Paige Fitzgerald dan Vice President Community and Operations Google, Fei Yuvai Shmuelevitz di Balai Kota, Selasa (11/11).
Basuki juga telah menyampaikan kepada Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, M. Akbar, supaya nantinya motor Dishub tidak lagi dipakai untuk mengawal gubernur atau wali kota, termasuk dirinya sendiri. Motor Dishub harus dipakai untuk mengamankan jalan yang terpantau macet melalui Waze.
“Makanya ini yang saya bilang, mulai dari kita (Pemprov DKI) saja, tidak ada lagi pengawalan itu. Nanti motor-motornya Dishub mau dipakai buat kawal kalau ada kebakaran, atau kawal bus tingkat itu jauh lebih benar. Titik mana yang macet juga mesti ada pos-posnya. Secara Undang-Undang lalu lintas pun yang boleh dikawal itu hanya presiden dan tamu pemerintah, dan yang berhak mengawal itu polisi. Ini memang banyak yang salah kaprah, kita mesti perbaiki lah,” urai Basuki.
Sementara itu, Kepala Dishub M. Akbar mengatakan Pemprov DKI dengan Google Waze, telah menandatangani kerjasama pada 9 September lalu, sekarang mereka ke Balai Kota untuk membicarakan lebih jauh tentang pertukaran data.
“Kita akan lakukan pertukaran data lalu lintas, misalnya Dishub punya data kecepatan lalu lintas di setiap ruas jalan, data itu akan kami berikan ke Waze, kemudian masyarakat yang gunakan aplikasi itu akan tahu mana saja jalan yang lancar atau macet, juga informasi kalau ada jalan ditutup, dan pengaturan-pengaturan lalu lintas lainnya, itu masyarakat juga bisa akses itu,” jelas Akbar.
“Jakarta adalah satu dari 10 kota besar pertama di dunia yang menjadi partner kami. Kami juga sangat senang bisa bekerjasama dengan Pak Akbar dan Pak Gubernur, untuk membantu Jakarta menaikkan levelnya sebagai smart city,” kata Paige Fitzgerald.
Fei Yuvai Shmuelevitz mengatakan bahwa aplikasi ini mengkombinasikan informasi yang kita dapat dari pemerintah mengenai berbagai kondisi yang ada di jalan, semuanya tersedia untuk keperluan masyarakat. Orang yang melaporkan melalui aplikasi ini akan langsung melaporkannya kepada pemerintah. Jadi ini semacam pertukaran informasi, ini akan memudahkan orang ketika hendak mengemudi ke suatu lokasi di Jakarta.
“Dan pemerintah di Jakarta juga bisa merespon langsung secara real time, khususnya jika terjadi kecelakaan,” tambah Paige Fitzgerald.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...