Anton Medan: Ormas Tolak Basuki Tak Paham Alquran
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mubalig KH Ramdhan Effendi atau yang akrab disapa Anton Medan mengatakan organisasi masyarakat (ormas) Islam yang menolak pelantikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta tak memahami indahnya toleransi dalam Islam yang ada di dalam Alquran.
“Ormas Islam yang tolak pelantikan Basuki sebagai Gubernur DKI Jakarta tak memahami indahnya toleransi dalam Islam yang ada di dalam Alquran,” kata dia seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Rabu (19/11).
"Kalau ada ormas yang menolak pelantikan Ahok, mereka itu fanatik buta, pemahamannya normatif, tak kenal undang-undang, kan aturan pelantikannya sudah sesuai konstitusi," dia menambahkan.
Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) itu pun mengutip surat Al Hujarat ayat 13 yang artinya, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal".
Anton menjelaskan, jika ada umat Muslim yang keberatan dipimpin oleh non-muslim, maka sebenarnya pemimpin umat dan pemimpin bangsa adalah dua hal yang berbeda.
"Kalau pemimpin umat memang harus Muslim karena dia yang memimpin jemaah untuk menentukan hal ibadah dan yang berhubungan dengan ritual, kalau pemimpin bangsa itu pemimpin majemuk, dasarnya undang-undang, konstitusi, dipilih berdasarkan kompetensi dan rekam jejak," ujar dia.
"Kalau pemimpin umat ya kita pilih orang seperti Maruf Amin, Din Syamsudin, kalau pemimpin bangsa ya yang kompeten, ini kan ada 400 lebih etnis di Indonesia. Lagipula, kalau mereka menolak, memangnya calon mereka siapa sih? Dugaan saya ormas-ormas itu pesenan kok," Anton melanjutkan.
Ahok Islami
Selanjutnya, jika ormas Islam yang menolak Ahok mengatakan tindakan Ahok yang ceplas-ceplos dan sangat tak Islami-lah yang menjadi alasan penolakan, Anton menilai justru Ahok memiliki sikap yang Islami.
Ia menjelaskan bahwa dalam Islam ada dua sistem yakni saat di Madinah dan di Makkah. Di Madinah Nabi Muhammad mengajarkan salat, zakat, dan puasa, sedangkan di Makkah Nabi mengajarkan tauhid, akhlak, dan karakter. Soal akhlak, Ahok taat agamanya, sering ke gereja, moral sudah teruji, karakternya terbentuk, tidak mau salah, tidak mengada-ada, dan berbicara fakta. "Itu semua kan ajaran Islam," katanya.
Jadi, lanjut Anton, meski bukan Islam, tapi tindakan Ahok itu Islami. "Lihat saja dulu waktu masih sama Jokowi, orang kebanjiran di bantaran sungai, dipindahkan dan diberi rusun, Islam itu mengajarkan untuk memecahkan masalah bukan cari dan tambah masalah," kata dia.
Meski demikian, pria pemilik nama Tionghoa, Tan Kok Liong itu menyampaikan perbedaan adalah sesuatu hal yang lumrah di negeri yang demokratis.
"Pro kontra itu wajar, yang penting tak melanggar konstitusi. Kalau pun ada orang Islam yang menolak, berapa persen sih banyaknya? Kalau mereka ribut, itu urusan polisi lah," tutur dia.
Ahok resmi dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta, pada Rabu (19/11) pukul 14.00 WIB di Istana Negara, Jakarta oleh Presiden Joko Widodo. Sebelumnya, beberapa aksi penolakan dilakukan oleh beberapa ormas Islam.
Editor : Eben Ezer Siadari
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...