Apa Yang Terjadi dengan Kemacetan di Terusan Suez?
SATUHARAPAN.COM-Sebuah backhoe raksasa dan satu skuadron kapal tunda terlihat sangat kecil di samping kapal kargo, menunjukkan besarnya tantangan yang dihadapi: membebaskan kapal kontainer berukuran raksasa itu di Terusan Zues.
Kapal yang kandas itu telah menghalangi jalur pelayaran dengan seluruh lebar badan kapal di Terusan Suez dan membuat kemacetan besar di salah satu rute perdagangan paling penting di dunia.
Kapal tunda dan penggali itu bekerja keras pada hari Kamis (25/3) karena lebih dari 150 kapal yang membawa barang ke tujuan di seluruh dunia dengan jadwal yang ketat masih terjebak di kedua ujung terusan, yang menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah.
Selama 150 tahun sejarahnya, Terusan Suez di Mesir itu yang telah mengalami perang dan krisis, tetapi tidak pernah ada kapal yang terdampar yang dialami Ever Given ini.
Bagaimana Itu Terjadi?
Penyebab kandasnya kapal Ever Given tetap belum jelas. Kapal memasuki kanal dari Laut Merah pada hari Selasa pagi dan kandas 45 menit kemudian.
Operator kapal dan pejabat Mesir menyalahkan angin yang berhembus kecang, 50 kilometer per jam (30 mil per jam), bersama dengan badai pasir yang menyapu daerah tersebut.
Foto ini dirilis oleh Otoritas Terusan Suez pada hari Kamis (25/3) menunjukkan dua kapal tunda di sebelah Ever Given, sebuah kapal kargo berbendera Panama, setelah terjepit di seberang Terusan Suez dan memblokir lalu lintas di jalur air vital dari kapal lain. (Foto: Otoritas Terusan Suez via AP)
Kapal kargo telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir untuk mengambil lebih banyak container, karena harga bahan bakar naik, dan dalam perhitungan kapal besar menggunakan lebih sedikit bahan bakar untuk setiap kontainer yang dipindahkan. Beberapa orang bertanya-tanya apakah ukuran ultra-besar Ever Given menjadi faktornya.
Sementara ukuran kapal yang sangat besar dapat meningkatkan risiko kandas di Terusan Suez, kapal-kapal besar yang diterpa angin sama kuatnya telah melewati jalur air tanpa insiden sebelumnya.
Sebaliknya, kemungkinan penyebabnya adalah "kombinasi beberapa factor," kata Ian Woods, pengacara kargo laut dan mitra dengan firma Clyde & Co. "Ada tekanan, potensi kehilangan tenaga, potensi masalah kemudi," kata Woods. Kami mengharapkan ada penyelidikan penuh.
Hambatan itu bisa memalukan bagi Mesir, di mana jalur air telah lama menjadi simbol kebanggaan nasional. Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sissi, menggelontorkan US$ 8,2 miliar untuk perluasan kanal yang diresmikan pada tahun 2015. Namun, Ever Given terjebak di selatan bagian baru itu.
Bagaimana Mengatasinya?
Sejauh ini kapal keruk dan kapal tunda belum mampu membebaskan kapal tersebut. Tim ahli yang tugasnya menangani bencana terkait kapal, terbang dari Belanda ke kanal pada hari Kamis untuk bergabung dalam upaya tersebut.
Tampaknya bobot kapal yang sangat besar, sekitar 220.000 ton, membuatnya tidak mungkin untuk terlepas dan mengapung. Untuk meringankan beban, tim mengatakan mungkin harus memindahkan setidaknya beberapa kontainer kapal. Selain itu, mengosongkan kapal dari air yang berfungsi sebagai pemberat sebelum pengerukan lebih lanjut di daerah tersebut. Kemudian mencoba lagi untuk mendorong kapal menggunakan kapal tunda.
Para pejabat pada awalnya telah menyatakan bahwa mereka tidak ingin melakukan itu, karena pembongkarannya sendiri bisa memakan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu.
Mengapa Terusan Itu Jalur Penting?
Lebih dari 10% perdagangan global, termasuk 7% minyak dunia, melewati kanal. Setelah penyumbatan, harga patokan internasional minyak mentah Brent melonjak sekitar 3% menjadi US$ 63 per barel.
Barang yang melewati kanal biasanya bergerak dari timur ke barat. Selain minyak, gas alam cair dari Teluk Persia dan furnitur, pakaian, dan supermarket dari China menggunakan kanal tersebut untuk menghindari mengambil rute berputar 5.000 kilometer (3.100 mil) di sekitar Afrika.
Jurnal pengiriman Lloyd's List memperkirakan bahwa jalur perairan yang ditutup mengikat miliaran dolar barang setiap hari di kanal ditutup, pada saat di mana pandemi virus corona sudah menyebabkan permintaan barang-barang konsumen melonjak.
Pengiriman tidak hanya akan tertunda, tetapi kemacetan juga mencegah kembalinya kontainer kosong ke Asia, memperburuk kekurangan kontainer yang disebabkan oleh gangguan pandemi terhadap pengiriman.
“Ini hampir seperti botol kecap,” kata Lars Jensen, kepala eksekutif SeaIntelligence Consulting. "Semakin lama ini berlangsung, semakin tinggi risiko kita akan melihat masalah kemacetan besar di pelabuhan Eropa." (AP)
Editor : Sabar Subekti
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...