Apakah Engkau Raja Orang Yahudi?
Kerajaan-Nya melewati batas-batas wilayah duniawi.
SATUHARAPAN.COM – ”Apakah Engkau raja orang Yahudi?” (Yoh. 18:33, TB-2). Demikianlah pertanyaan Pontius Pilatus. Sang Gubernur ingin mendapatkan keterangan dari sumber pertama.
Pilatus ingin mendapatkan ketegasan jawaban Yesus Orang Nazaret. Dia berpentingan kala bertanya, bahkan gelisah menanti jawab. Jika Yesus mengklaim diri sebagai raja, terancamlah kestabilitan politik di Yudea.
Pada masa itu kaisar Romawi mengangkat Herodes sebagai raja boneka. Jika Yesus memaklumkan diri sebagai raja, muncullah kepemimpinan ganda yang berpotensi menimbulkan gesekan horisontal. Rakyat mungkin akan memihak Yesus karena merasa dipedulikan nasibnya. Jika itu yang terjadi, kemungkinan besar Pilatus dipecat.
Yesus tak langsung menjawab. Sang Guru balik bertanya, ”Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?” (Yoh. 18:34, TB-2).
Yesus piawai bertanya. Dengan pertanyaan itu, Sang Guru mengajak Sang Gubernur bercermin. Guru dari Nazaret itu mendorong kawan bicaranya itu untuk mempertanyakan kembali pertanyaannya. Adakah motif tersembunyi di balik pertanyaan itu? Adakah udang di balik batu? Dan pada titik ini, agaknya Pilatus pun merasa ditelanjangi!
Pilatus sulit bersikap jujur. Meski memiliki motif terselubung, Sang Gubernur tak berani mengakuinya. Ucapan yang keluar dari mulut Pilatus—”Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku” (Yoh. 18:35)—menyiratkan bahwa dia merasa lebih berkuasa. Dialah hakim dan Yesuslah terdakwanya.
Kepada Pilatus, Yesus menyatakan bahwa kerajaan-Nya bukanlah saingan kerajaan-kerajaan duniawi. Dia tidak akan menggerakkan para pengikut-Nya untuk melawan Kekaisaran Romawi. Dengan tegas Yesus menyatakan, kedatangan-Nya ke dunia ialah untuk memberi kesaksian tentang kebenaran.
Yesus memaklumkan diri sebagai raja. Jika Pilatus bicara soal wilayah dan bangsa Yahudi, Yesus menyatakan bahwa kerajaan-Nya lebih luas dari itu. Yesus adalah raja. Kerajaan-Nya melewati batas-batas wilayah duniawi. Misi kerajaan-Nya ialah memberi kesaksian tentang kebenaran.
Dan kebenaran itu adalah ”Yesus mengasihi kita, dan dengan kematian-Nya Ia membebaskan kita dari dosa-dosa kita, dan menjadikan kita suatu bangsa khusus imam-imam, yang melayani Allah, Bapa-Nya.” (Why. 1:5, BIMK).
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...