Aparat Tunisia Sita Peralatan Siaran TV Zitouna
TUNIS, SATUHARAPAN.COM-Pasukan keamanan Tunisia pada hari Rabu (6/10) menyita peralatan penyiaran yang digunakan oleh sebuah stasiun televisi tak berizin yang dekat dengan partai Ennahda, kata otoritas media negara itu.
Zitouna TV, yang dianggap dekat dengan Partai Ennahda dan sekutunya Al-Karama, yang keduanya menentang perebutan kekuasaan pada bulan Juli oleh Presiden Kais Saied, telah beroperasi secara ilegal, kata Otoritas Tinggi Independen untuk Komunikasi Audiovisual (HAICA).
"Peralatan penyiaran disita hari ini dari saluran Zitouna menyusul keputusan," kata presiden HAICA, Nouri Lajmi, kepada AFP.
“Zitouna telah menyiarkan secara ilegal selama bertahun-tahun dan belum menerima izin penyiaran karena tidak menghormati kerangka hukum.”
Nasreddine bin Hammouda, kepala produksi di Jaringan Zitouna yang memproduksi program untuk Zitouna TV dan saluran lainnya, mengatakan "pasukan keamanan yang didampingi oleh anggota HAICA menggerebek markas besar Jaringan Zitouna... dan mulai menyita peralatan."
“Tidak ada yang memberi tahu kami bahwa bekerja dengan Zitouna TV dilarang,” katanya. Saluran itu masih mengudara, tambahnya.
Saied pada bulan Juli membekukan parlemen, memecat pemerintah Hichem Mechichi yang didukung partai Ennahda dan menghapus kekebalan anggota parlemen setelah berbulan-bulan meningkatnya kemarahan publik atas krisis ekonomi yang sedang berlangsung dan kegagalan dalam mengelola pandemi virus corona.
Hichem El-Senoussi, anggota HAICA, mengatakan bahwa keputusan telah diambil sebulan lalu terhadap Zitouna TV dan saluran lain yang "gagal mematuhi perintah untuk menghentikan siaran."
Zitouna TV mulai mengudara pada 2012, menyusul jatuhnya diktator lama Zine El Abidine Ben Ali dalam pemberontakan tahun sebelumnya. Pada 2015, beberapa peralatannya disita tetapi terus beroperasi.
El-Senoussi mengatakan HAICA telah berulang kali memerintahkan saluran itu untuk ditutup, tetapi saluran itu "didukung oleh aktor politik termasuk Ennahda", mencegah perintah itu untuk dilaksanakan.
Pihak berwenang Tunisia pada hari Minggu menangkap presenter TV Zitouna, Amer Ayad, dengan tuduhan "berkomplot melawan keamanan negara", kata pengacaranya, bersama dengan seorang anggota parlemen Al-Karama yang muncul di acara Ayad dan mengkritik langkah Saied.
Itu adalah penahanan terakhir seorang legislator setelah Saied mencabut kekebalan mereka. Pengadilan militer menangkap kepala Al-Karama, Seifeddine Makhlouf, pada 22 September karena "merusak martabat tentara", kata pengacaranya saat itu.
Polisi Tunisia pada 26 Juli menutup kantor penyiar Qatar, Al Jazeera, di ibu kota Tunis, tanpa memberikan alasan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...