APG 2015, Indonesia Harus Akhiri Diskriminasi Difabel
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk melihat ajang multi even olahraga bagi atlet difabel se-Asia Tenggara, Asean Para Games (APG) 2015 sebagai momentum bangsa Indonesia mengakhiri diskriminasi terhadap difabel.
“APG ini momentum bagi masyarakat Indonesia untuk mengakhiri diskriminasi terhadap difabel. Diskriminasi tidak hanya soal bonus atlet, tapi juga soal pekerjaan dan aktivitas kehidupan lain,”kata Menpora Imam Nahrawi, hari Jumat (4/12) di sela-sela mendampingi atlet difabel dari berbagai cabang olahraga yang berlaga di APG 2015, di Singapura.
“Kami minta agar ada persamaan hak antara difabel dengan orang biasa,” kata dia.
Beberapa bulan yang lalu, Welly Ferdinandus, Ketua National Paralympic Committee (NPC) Provinsi DKI Jakarta menjelaskan kepada satuharapan.com, Jumat (7/8) bahwa di Indonesia saat ini masih banyak membutuhkan perhatian terhadap difabel pada umumnya, dan atlet difabel khususnya.
Dia melihat pemerintah harus memiliki niat untuk mengajak Dewan Perwakilan Rakyat mensahkan Rancangan Undang-Undang Disabilitas menjadi Undang Undang.
Di sisi lain pemerintah harus melihat kesejahteraan olahragawan dan olahragawati difabel, karena dia mengacu kepada Undang Undang No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam salah satu pasalnya, setiap olah ragawan tanpa terkecuali–termasuk difabel–wajib disokong dan difasilitasi pemerintah.
“Nah sekarang bandingkan dengan atlet umum (mereka yang memiliki fisik sempurna), mereka malah hanya peringkat empat, tetapi berita tentang kita malah sedikit,” Welly menambahkan.
Welly mengeluhkan minimnya perhatian pemerintah karena di saat pemberian bonus dari pihak penanggung jawab terkait–KONI (Komite Olah Raga Nasional Indonesia), KOI (Komite Olimpiade Indonesia), dan Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olah Raga)– perbandingan bonus yang diterima atlet difabel dan atlet umum jumlahnya sangat kontras.
“Kita ini pahlawan, lho, jangan main-main. Kita bisa mengibarkan merah putih di pentas internasional, nggak cuma Taufik Hidayat atau Susi Susanti (pebulu tangkis) aja,” kata dia.
Menpora Ingin Atlet Tampil Percaya Diri
Menpora menginginkan atlet Indonesia tetap semangat memberikan hasil terbaik dan selalu tampil percaya diri, juga konsisten menjaga kondisi mental dan fisik.
Menpora dalam lawatannya ke ASEAN Para Games Singapura menjelajahi banyak pertandingan cabang olahraga, terutama untuk nomor-nomor yang diikuti kontingen Indonesia antara lain di cabang olahraga menembak, atletik, renang, tenis meja, badminton, dan sepakbola.
“Perjuangan atlet selama saya keliling di Main Stadium Singapore Sports Hub sungguh luar biasa. Terima kasih kepada semua atlet, pelatih, dan ofisial. Jangan pernah putus asa,” kata dia.
Menurut catatan situs resmi ASEAN Para Games 2015, pada cabang olahraga lempar lembing, Johannes Billy menjadi atlet pertama yang menyumbangkan medali emas kali pertama dengan lemparan 53,74 meter.
Johannes memecahkan rekor APG atas namanya sendiri yang ditorehkan pada APG 2013 yang kala itu digelar di Myanmar dengan catatan lemparan sejauh 51,03 m.
Keberhasilan lain bagi kontingen Indonesia yakni raihan medali emas yang didapat perenang putra Indonesia Marinus Melianus Yowey yang turun pada nomor gaya dada 100 meter dengan kategori difabel SB 13.
Prestasi Marinus sangat membanggakan Indonesia karena berhasil memecahkan rekor Asia dengan catatan waktu 1:14:79. Perlu diketahui bahwa ini adalah kali ketiga Marinus memecahkan rekor Asia, hebatnya lagi rekor-rekor tersebut memperbaiki catatan waktu rekornya sendiri. Yakni di Asian Para Games Incheon 2014 (1:17:47 detik), Kejuaraan Dunia di Glasgow 2015 (1:15:10), dan kali ini catatan waktu yang ditorehkan adalah 1:14:79. (kemenpora.go.id/ aseanparagames2015.com).
Editor : Eben E. Siadari
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...