Aplikasi Med+, Mahasiswa Kedokteran Tak Perlu Bedah Mayat
SATUHARAPAN.COM – Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Microsoft Indonesia, bersama PT. Vertikal Integrasi Internasional (VI System) sebagai pengembang aplikasi, meluncurkan aplikasi Med+. Dengan teknologi ini, mahasiswa kedokteran tidak perlu lagi membedah mayat sungguhan (kadaver) untuk keperluan praktikum.
Dalam peluncuran yang berlangsung di Balai Sidang UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (18/12), dijelaskan Med+ merupakan alat pembelajaran kedokteran mutakhir berbasis teknologi yang berfungsi menampilkan gambar 3D dari anatomi tubuh manusia, proses fisiologi dan patofisiologi secara interaktif. Sehingga mahasiswa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.
“Ide untuk mengembangkan aplikasi ini bermula dari mahalnya jenazah (kadaver) untuk mempelajari anatomi tubuh manusia. Hal ini membatasi kesempatan mahasiwa untuk mempelajari organ manusia secara menyeluruh. Oleh karena itu, kami berpikir untuk menciptakan aplikasi yang berfungsi juga untuk mempelajari anatomi tubuh tapi secara lebih praktis, yaitu dengan pemanfaatan teknologi,” kata Andrey R. Hidayat, CEO VI System selaku pihak pengembang aplikasi Med+.
Aplikasi Med+ akan tersedia secara khusus di tablet berbasis Windows 8.1 Acer Aspire Switch 10, serta dapat diunduh di Windows Store. Saat ini, Med+ yang tersedia di Acer Aspire Switch 10 telah dilengkapi dengan Office 365, yang meliputi Microsoft Office Online (Word, Excel, Power Point, OneNote, Calendar, Outlook).
“Konten modul dalam aplikasi MED+ menggunakan Bahasa Indonesia dan telah disesuaikan dengan Sobotta dan Gray’s Anatomy, dua buku utama sebagai referensi standar global ilmu kedokteran. Dengan demikian, para mahasiswa kedokteran dan ilmu kesehatan lainnya dapat tetap mengacu pada pendidikan kedokteran yang terbaik dan mempelajarinya dengan lebih mudah melalui tampilan tiga dimensi,” kata Ketua Ikatan Alumni (ILUNI) FKUI, dr. Doddy P. Partomihardjo, Sp.M.
Teknologi canggih ini dibanderol mulai harga Rp 6 jutaan ke atas, ditambah biaya software serta aksesnya sekitar Rp 1 juta untuk penggunaan secara individu dengan tablet Acer. Ini belum ditambah keuntungan lainnya, yaitu update modul tanpa kena biaya lagi. Tetapi perlu diperhatikan, untuk keperluan individu memang tidak dikenakan biaya, namun jika digunakan dalam skala institusi (misalnya rumah sakit atau universitas), ada biaya tertentu.
Penggunaan individu dan institusi memang berbeda, di mana individu hanya tinggal memanfaatkan modul yang sudah dibuat oleh Med+, serta bisa diunduh per modulnya. Aplikasi Med+ untuk individu terdiri atas enam modul pembelajaran sesuai standar ilmu kedokteran sebagai tahap awal, yaitu sistem kardiovaskuler (jantung), sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem reproduksi, sistem urinal, serta sistem saraf. Tetapi ke depan akan dilengkapi dengan modul pembelajaran ilmu kedokteran lainnya.
Sementara untuk keperluan institusi memiliki pilihan custom, yakni bisa memasukkan sendiri konten tertentu yang dibutuhkan untuk institusi tersebut.
Lebih jauh dijelaskan, Med+ yang diunduh di Windows Store juga akan langsung hadir lengkap dengan Office 365 sehingga memungkinkan pelajar kedokteran merasakan manfaat fitur-fitur produktif yang tersedia untuk pembelajaran sehari-hari.
Penggunaan Aplikasi Med+ di platform Windows 8.1 yang dilengkapi dengan Office 365 akan menunjang kolaborasi dan interaksi dalam proses belajar mengajar mahasiswa kedokteran.
“Peluncuran aplikasi Med+ ini menandakan sebuah transformasi di dunia pendidikan kesehatan dan kedokteran Indonesia. Dengan kehadiran aplikasi Med+ ini, diharapkan para mahasiswa kedokteran dan ilmu rumpun kesehatan Indonesia dapat semakin mudah mempelajari dan mendalami ilmu kesehatan, sehingga kedepannya menghasilkan para dokter, perawat, dan praktisi kesehatan Indonesia yang siap menghadapi tantangan dunia kesehatan yang semakin besar,” kata Rektor Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met dalam sambutannya.
Maka, pasar teknologi ini selain mahasiswa kedokteran dan dosen, diharapkan juga dapat digunakan oleh dokter rumah sakit yang sedang berpraktik.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...