Apple, Facebook, Bayar Pegawai Perempuan Bekukan Sel Telur
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM - Apple Inc dan Facebook Inc akan membantu membayar biaya pembekuan sel telur para pegawai perempuannya, menunjukkan kemauan untuk mengeluarkan anggaran untuk fasilitas dan manfaat pekerja dalam kompetisi untuk mendapatkan bakat-bakat terbaik.
Mulai Januari, Apple akan membayar baik pegawai tetap ataupun pegawai paruh waktu sampai US$20.000 (Rp 242 juta) untuk biaya prosedur dan penyimpanan pembekuan sel telur para pegawai perempuan.
"Kami terus meningkatkan manfaat bagi perempuan, dengan kebijakan baru cuti melahirkan yang lebih panjang, serta cryopreservation (pembekuan sel telur) dan penyimpanan sel telur sebagai bagian dari dukungan luas untuk perawatan kesuburan," ujar Apple dalam pernyataan tertulis.
"Kami ingin memberdayakan perempuan-perempuan di Apple untuk melakukan pekerjaan terbaik dalam hidup mereka sambil merawat orang-orang tercinta dan membesarkan anak."
NBC News melaporkan pada Selasa (14/10), Facebook baru-baru ini mulai membayar pembekuan sel telur untuk alasan nonmedis, membuatnya menjadi salah satu dari perusahaan besar pertama di sektor teknologi yang melakukannya. Seorang juru bicara Facebook mengukuhkan perusahaan membayar biaya itu Januari, sebagai tanggapan atas permintaan pegawai, selain alasan lain.
Pembekuan sel telur memakan biaya tinggi namun semakin menjadi pilihan populer untuk perempuan. Hal tersebut memungkinkan perempuan menunda memiliki anak. Prosedur itu juga digunakan oleh perempuan yang telah menjalani perawatan medis yang mengganggu kesuburan seperti kanker.
Prosedur tersebut biasanya berbiaya sampai $10.000 (Rp 121 juta), dengan tambahan $500 (Rp 6 juta) untuk penyimpanan per tahun.
Dalam perang sengit untuk mendapatkan sumber daya manusia, perusahaan-perusahaan Silicon Valley menawarkan serangkaian manfaat bagi perencanaan keluarga baru. Apple mengatakan mereka juga membayar pengeluaran-pengeluaran terkait adopsi anak secara legal.
"Pembekuan sel telur memberi perempuan lebih banyak kontrol," ujar Jennifer Tye, direktur pemasaran untuk Glow, aplikasi seluler yang bertujuan membantu perempuan mencegah kehamilan atau ingin memiliki anak.
"Ketika saya berusia 30 tahun, saya pikir jam biologis saya berdetak, tapi saya tidak tahu apa saja opsi-opsi saya," ujar Tye, "Perusahaan-perusahaan itu harus dihargai."
Berita itu memicu debat di media sosial. Beberapa mengatakan perusahaan-perusahaan itu seharusnya memfokuskan upaya-upaya mereka untuk menciptakan budaya yang lebih berimbang, dengan lebih banyak fleksibilitas untuk orangtua baru.
Apple baru-baru ini memperkenalkan manfaat-manfaat baru termasuk cuti melahirkan yang lebih lama. Facebook mengatakan menawarkan cuti melahirkan empat bulan baik untuk ibu maupun ayah. (voaindonesia/Reuters)
Editor : Sotyati
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...