Arab Janji Pasokan Segera Pulih, Harga Minyak Dunia Turun
RIYADH, SATUHARAPAN.COM – Harga minyak dunia turun hari Rabu (18/9) setelah pejabat Arab Saudi mengumumkan produksi minyak terhenti akibat serangan di pusat industri minyaknya akan sepenuhnya pulih dalam beberapa pekan.
Harga minyak terus merosot bahkan ketika militer Arab Saudi menuding Iran atas serangan itu, seperti diberitakan Al Arabiya. Dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, menyebut serangan itu sebagai "tindakan perang."
Harga Minyak mentah AS turun lebih dari dua persen menjadi 57,88 US dolar per barel pada perdagangan Rabu tengah hari. Minyak mentah Brent, sebagai patokan internasional, turun dua persen menjadi 63,16 US dolar per barel.
Serangan terhadap fasilitas pemrosesan minyak Aramco, Arab Saudi di Abqaiq mendorong harga minyak mentah naik lebih dari 14 persen pada Senin. Ini lonjakan harga yang setara dengan ketika invasi Irak ke Kuwait sebelum Perang Teluk pada tahun 1991.
Serangan hari Sabtu itu menyebabkan penurunan lima persen dalam produksi global, tetapi Arab Saudi mengatakan akan dipulihkan pada akhir bulan September.
Badan Energi Internasional mengatakan bahwa pihaknya belum mempertimbangkan untuk melepaskan stok darurat minyak mentah untuk mengimbangi penurunan produksi yang disebabkan oleh serangan itu, karena pasar minyak tetap dipasok dengan baik.
Kelompok milisi Houthi Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi para pejabat AS dan Arab Saudi mengatakan mereka menuduh Iran. Pada hari Rabu, Arab Saudi menunjukkan apa yang dikatakan sebagai sisa peluru kendali jelajah Iran dan drone (pesawat tanpa awak) yang digunakan dalam serangan itu.
Meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran diperkirakan mendorong harga minyak naik lagi. Biaya untuk satu barel minyak mentah AS naik 30 persen tahun ini, dan belum kembali ke tingkat harga sebelum serangan, yang mengekspos kerentanan aset minyak utama Arab Saudi.
Arab Saudi pada Rabu mengatakan pihaknya akan bergabung dengan koalisi pimpinan AS untuk mengamankan rute laut pengiriman minyak Timur Tengah.
Koalisi ini meliputi Australia, Bahrain, dan Inggris, dan dibentuk oleh AS setelah serangan terhadap kapal tanker minyak yang dilakukan Iran, serta penahanan kapal tanker Iran di wilayah tersebut. Namun Iran membantah ada hubungannya dengan serangan terhadap kapal tanker.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...