Arab Saudi Tunjuk Perempuan untuk Memimpin Bursa Saham
RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Reformasi di Arab Saudi terus berjalan, termasuk untuk memberi kepercayaan kepada perempuan untuk memimpin.
Untuk pertama kalinya negara yang sepenuhnya menjalankan syariat Islam ini menunjuk perempuan untuk memimpin bursa saham Kerajaan.
Bukan hanya itu. Kerajaan Arab Saudi pada saat yang sama juga menunjuk perempuan untuk memimpin sebuah surat kabar terkemuka.
Langkah ini merupakan upaya kepemimpinan nasional Kerajaan untuk secara bertahap memberdayakan perempuan di tengah masyarakatnya yang konsevatif.
Sarah Al-Suhaimi, yang akan memimpin bursa saham Saudi (Tadawul), adalah juga CEO wanita pertama di National Commercial Bank (NCB) ketika dia mengambil alih posisi puncak pada 2014. Kali ini dia menggantikan Khalid Al Rabiah di bursa terbesar di Timur Tengah itu, menurut laporan berbagai media kemarin (17/2).
Dia satu dari dari hanya beberapa perempuan dengan pekerjaan top di bidang keuangan Saudi. pengangkatannya, yang diumumkan pada hari Kamis, sejalan dengan program ekonomi dan sosial Arab Saudi yang ambisius, yang disebut Visi 2030. Program itu bertujuan untuk mengembangkan peran perempuan dalam perekonomian.
Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam angkatan kerja dari 22 persen menjadi 30 persen di tahun-tahun mendatang.
Sebelum bergabung dengan NCB, Suhaimi adalah kepala investasi di Jadwa Investment, sebuah perusahaan saham gabungan tertutup di Arab Saudi dan manajer portofolio senior di perusahaan perbankan Samba Financial Group.
Dia adalah alumni Harvard University dan ayahnya Jammaz adalah kepala Otoritas Pasar Modal negara antara 2004 dan 2006.
Sementara itu surat kabar berbahasa Inggris, Saudi Gazette, mengumumkan di situsnya bahwa wartawan Somayya Jabarti akan memimpin koran itu, perempuan pertama yang pernah menjabat pemimpin redaksi (khaleejtimes.com)
Editor : Eben E. Siadari
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...