Arab Saudi Umumkan Koalisi Global Baru untuk Mendirikan Negara Palestina
RIYADH, SATUHARAPAN.COM-Diplomat utama Arab Saudi pada hari Kamis (26/9) mengumumkan peluncuran inisiatif baru untuk mendirikan negara Palestina dan menggalang dukungan bagi pelaksanaan solusi dua negara setelah puluhan tahun upaya internasional gagal, yang membawa kawasan itu ke ambang perang habis-habisan.
Aliansi Global untuk Pelaksanaan solusi dua negara diresmikan selama pidato Pangeran Faisal bin Farhan pada pertemuan yang melibatkan Liga Arab, Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dan Norwegia.
Pangeran Faisal mengatakan pertemuan pertama akan diadakan di Riyadh. Kepala urusan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan pertemuan tindak lanjut pertama juga akan diadakan di Riyadh dan Brussels.
Pangeran Faisal menambahkan bahwa inisiatif tersebut merupakan upaya bersama Arab dan Eropa. "Kami akan melakukan segala upaya untuk mencapai rencana yang andal dan tidak dapat diubah untuk perdamaian yang adil dan menyeluruh," katanya.
Menteri luar negeri Arab Saudi menegaskan kembali perlunya bergerak bersama untuk membuat keputusan yang akan menghasilkan hasil nyata menuju gencatan senjata segera dan penerapan solusi dua negara, "yang terpenting adalah negara Palestina yang merdeka."
Israel telah membombardir Gaza dan menghancurkannya menjadi puing-puing sejak memulai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan hampir 1.200 orang. Hamas menangkap ratusan sandera, beberapa di antaranya telah terbunuh, dan yang lainnya masih ditahan di Gaza.
Namun, Pangeran Faisal mengatakan perang yang sedang berlangsung telah mengakibatkan bencana kemanusiaan yang menghancurkan karena kejahatan Israel maupun Israel di Tepi Barat, Masjid Al-Aqsa, dan tempat-tempat suci Muslim dan Kristen lainnya.
Pangeran Faisal juga menekankan bahwa hak untuk membela diri tidak membenarkan pembunuhan puluhan ribu warga sipil, pemindahan paksa, penggunaan kelaparan sebagai alat perang, hasutan, dehumanisasi, dan penyiksaan sistematis yang mencakup kekerasan seksual dan kejahatan lain yang terdokumentasi oleh militer Israel.
Arab Saudi telah berulang kali mengatakan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Namun, Israel tidak menunjukkan minat untuk melakukannya. Mayoritas Knesset memberikan suara menentang solusi dua negara, sementara pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara konsisten menolak berkomitmen untuk melakukannya.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, pekan lalu mengatakan bahwa Riyadh tidak akan mengakui Israel tanpa negara Palestina dan mengutuk keras "kejahatan pendudukan Israel" terhadap rakyat Palestina.
“Kerajaan tidak akan menghentikan kerja kerasnya untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan kami menegaskan bahwa Kerajaan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa itu,” kata MBS dalam pidatonya di hadapan Dewan Syura Penasihat. (Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...