Areal Perkebunan Rawan Penularan AIDS
SAMPIT, SATUHARAPAN.COM - Areal perusahaan perkebunan kelapa sawit, termasuk perkebunan di Kabupaten Kotawaringinn Timur, Kalimantan Tengah, merupakan salah satu tempat yang dinilai rawan penularan penyakit HIV/AIDS.
"Di tengah hutan, sepi, kalau malam sangat gelap dan pengawasan dari lingkungan tidak seketat seperti di kota, membuat peluang melakukan pergaulan bebas sangat terbuka. Inilah yang membuat karyawan perkebunan termasuk berisiko tinggi tertular AIDS," kata Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Kotawaringin Timur (Kotim), Suhartono Firdaus di Sampit, Minggu, (23/11).
Awal pekan lalu, lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada masalah kesehatan reproduksi ini melaksanakan sosialisasi di salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kotim. Kegiatan itu direspons positif karyawan perkebunan yang selama ini memang belum tahu banyak terkait HIV/AIDS.
PKBI merasa terpanggil untuk menyosialisasikan bahaya HIV/AIDS dan cara pencegahannya, karena prihatin dengan penyakit yang mematikan ini sudah sangat merajalela hingga ke semua umur dan kalangan.
Kelompok lainnya yang juga berisiko tinggi tertular HIV/AIDS adalah para sopir angkutan darat. Mereka dinilai rawan terjerumus pergaulan tidak sehat, karena pengaruh lingkungan dan sering jauh dari keluarga.
Jika sopir terjangkit HIV/AIDS, anak dan istrinya juga berisiko terjangkit. Untuk itulah perlunya pencegahan sejak awal, salah satunya penggunaan alat kontrasepsi dan perilaku hidup sehat.
"Kami juga membagikan kondom gratis kepada mereka dalam rangka pencegahan. Kami juga ada menyediakan loket kondom di lokalisasi untuk pencegahan penularan, tapi memang tanggapannya beragam," sambung Joko, sapaan akrab Suhartono Firdaus.
Data Dinas Kesehatan Kotim, dari 54 kasus AIDS yang ditangani RSUD dr Murjani Sampit pada 2005 hingga 2014 ini, tercatat 34 persen penderitanya adalah ibu rumah tangga yang tertular oleh suami mereka yang heteroseksual.
Selain itu, tercatat 7 persen penderita merupakan anak yang tertular dari orang tua. Selanjutnya, 7 persen penderitanya merupakan homoseksual dan 7 persen penderita lainnya merupakan pengguna narkotika yang menggunakan jarum suntik secara bergantian.
Penderita lainnya yaitu heteroseksual risti (risiko tinggi) dengan persentase sebanyak 7 persen, serta 43 persen lainnya merupakan penderita dari kalangan heteroseksual lain-lain. (Ant)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...