Arkelolog Mesir Sebut Lokasi Tuhan Berbicara pada Musa
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Seorang Arkeolog Mesir melaporkan bahwa telah ditemukan tempat yang diduga Tuhan berbicara kepada Musa dan menyuruhnya untuk "melepas sepatu, karena berdiri di tanah suci."
Biara St Catherine di Gunung Sharia di Sinai, Mesir adalah tempat yang dimaksudkan oleh arkeolog itu, Dr. Abdul Rahim Rayhan, seperti dikatakan kepada media Arab, Al Arabiya. Dia percaya bahwa tempat itu adalah situs di mana pesannya ditemukan dalam kitab suci Kristen dan juga Islam.
"Semua studi telah mengkonfirmasi bahwa ini memang situs di mana Tuhan menyatakan diri kepada Musa," kata Rayhan, manajer umum penelitian dari studi dan penerbitan ilmiah arkeologi di Sinai.
Menurut studi itu, biara St Catherine memiliki semak yang diyakini sebagai jenis semak yang terbakar yang oleh umat Kristen diyakini terjadi ketika Tuhan pertama kali berbicara kepada Musa.
Biara itu, menurut laporan The Guardian adalah salah satu biara tertua di dunia yang dibangun pada masa Kaisar Justinian I yang memerintah tahun 527-565. Namun pada bulan Juni 2013 di bawah pemerintahan Presiden Mesir dari Ikhwanul Muslimin, Mohammed Morsi, biara itu diperintahkan ditutup, karena alasan situasi keamanan yang memburuk di Mesir.
Wilayah terpencil yang bergantung dari ekonomi pariswisata itu kemudian mengalami kemerosotan ekonomi, karena berkurangnya wisatawan. Situs di bawah Gunung Sinai itu juga disebutkan diyakini warga setempat sebagai tempat yang menurut Alkitab Tuhan berbicara kepada Nabi Musa yang ditandai semak yang terbakar.
Biara yang dikelola Gereja Ortodoks Yunani itu merupakan daya tarik penting wisata kawasan Sinai. Namun beberapa kali harus ditutup atas perintah pemerintrah, seperti pada tahun 1982, ketika pasukan Mesir menduduki kembali Sinai setelah pendudukan Israel. Penutupan juga terjadi ketika meningkat serangan terhadap warga Kristen di Mesir.
Bagi penduduk setempat, biara St Catherine merupakan pusat ekonomi penting karena daya tarik wisatanya, bahkan bagi penduduk Muslim setempat yang melihat situs itu sebagai bagian dari warisan. "Untuk orang-orang di sini, biara adalah segalanya," kata Mohammed Khadr. "Kami tumbuh dengan biara itu, itu sejarah kami, akar kami," katanya seperti pernah dilaporkan Guardian.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...