Armenia Peringatkan, Azerbaijan Merencanakan Perang Skala Penuh
YEREVAN, SATUHARAPAN.COM-Azerbaijan merencanakan “perang skala penuh” melawan Armenia, kata Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, pada Kamis (15/2), dua hari setelah pertempuran kecil di perbatasan mereka yang menewaskan empat tentara Armenia.
“Analisis kami menunjukkan bahwa Azerbaijan ingin melancarkan aksi militer di beberapa bagian perbatasan dengan prospek mengubah eskalasi militer menjadi perang skala penuh melawan Armenia,” kata Pashinyan pada pertemuan pemerintah.
Musuh bebuyutan Armenia dan Azerbaijan pada hari Selasa (13/2) saling menuduh melepaskan tembakan di perbatasan mereka yang bergejolak, dengan Yerevan mengatakan pasukan Azerbaijan membunuh empat tentara di wilayah selatan Siunik.
Yerevan dan Baku telah berperang dua kali, pada tahun 2020 dan 1990-an, terkait wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan, yang direbut kembali oleh Azerbaijan dalam serangan kilat tahun lalu.
“Empat orang tewas dan satu orang terluka akibat tembakan pasukan Azerbaijan ke posisi Armenia,” kata Kementerian Pertahanan Armenia dalam sebuah pernyataan.
Pertempuran terjadi di dekat desa Nerkin Hand. Penjaga perbatasan Azerbaijan mengatakan ini adalah “balas” terhadap “provokasi” pada hari Senin (12/2) oleh pasukan Armenia yang menurut Baku telah melukai seorang tentara Azerbaijan.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukan Armenia telah melepaskan tembakan dua kali pada Senin malam di desa Kokhanabi di wilayah Tovuz.
Armenia membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa klaim bahwa pasukannya telah dua kali “menembak ke arah posisi Azerbaijan yang terletak di bagian timur laut perbatasan, tidak sejalan dengan kenyataan.”
Hampir seluruh penduduk etnis-Armenia di Karabakh – lebih dari 100.000 orang – melarikan diri ke Armenia setelah pengambilalihan Baku, sehingga memicu krisis pengungsi.
Gejolak di perbatasan terjadi tak lama setelah Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, terpilih kembali untuk masa jabatan kelima untuk memimpin negara Kaukasus yang kaya gas itu.
Kemenangannya diharapkan terjadi setelah kemenangan bersejarah negaranya atas separatis Armenia tahun lalu. Aliyev diduga berusaha merebut kendali atas wilayah Siunik di Armenia untuk menghubungkan Azerbaijan dengan eksklave Nakhchivan, yang juga berbatasan dengan Iran dan Turki. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...