ART|JOG|9 Menghadirkan Indonesia Space Science Society
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Halaman Jogja National Museum (JNM), Jumat (27/5) malam dipadati tidak kurang seribuan pengunjung yang menyaksikan pembukaan ART|JOG|9.
Pameran seni rupa kontemporer tahunan ini dihadiri Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwana X, Triawan Munaf (Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nasional), Direktur Retail Banking Mandiri, Direktur JNM, serta seniman-perupa Yogyakarta.
Dalam sambutannya, Triawan Munaf menjelaskan bahwa saat ini belum banyak kota di Indonesia yang memiliki agenda pameran seni rupa yang diselenggarakan secara rutin. Pameran-pameran ini penting untuk mendorong tumbuhnya ekonomi-industri kreatif.
"Yogyakarta sebagai kota yang cukup banyak kegiatan festival bertaraf nasional maupun internasional sudah waktunya memiliki lebih banyak ruang publik dengan fasilitas modern," kata Triawan saat memberikan sambutan di ART|JOG 9.
Gubernur DI Yogyakarta dalam sambutannya mengatakan bahwa Yogyakarta yang sedang mengalami transformasi sosial-budaya yang sangat cepat, memandang industri kreatif di Yogyakarta berdampak positif. Karenanya Yogyakarta berkepentingan untuk mendorongnya.
"Pemda DIY siap berpartisipasi untuk itu," kata Sri Sultan saat memberikan sambutan ART|JOG 9 di Jogja National Museum (JNM) Yogyakarta, Jumat malam.
ART|JOG|9 dibuka secara resmi dengan menekan tombol secara bersama-sama oleh Sri Sultan Hamengku Buwana X, Triawan Munaf, Heri Pemad (penggagas ART|JOG|), dan Direktur Retail Banking Mandiri untuk menghidupkan radio astronomy karya Venzha Christiawan.
Indonesia Space Science Society, Pesan dari Indonesia
Ditemui satuharapan.com sesaat sebelum pembukaan, Venzha Christiawan menjelaskan karya Radio Astronomy-nya yang dipamerkan merupakan upaya mencari kemungkinan kehidupan lain di luar angkasa.
Secara khusus Venzha mempersiapkan Radio Astronomy-nya kurang lebih sebulan. Venzha yang mendalami Desain Interior di ISI Yogyakarta memiliki ketertarikan dalam dunia luar angkasa, dalam sepuluh tahun terakhir ini melakukan penelitian tentang kemungkinan kehidupan lain tersebut melalui Radio Astronomy bekerja sama dengan pihak luar negeri.
"Untuk sistem tata surya kita yang jaraknya tidak terlalu jauh, saat ini tidak ditemukan kemungkinan kehidupan itu. Yang paling dekat 4.000 tahun cahaya. Dari hasil penangkapan sinyal gelombang tersebut, kemungkinan kehidupan itu sangat banyak," kata Venzha.
Dalam berbagai penelitiannya, National Aeronautics and Space Administration (NASA) memastikan adanya kandungan air di mana-mana di tata surya. Di luar tata surya ataupun luar galaksi Bima Sakti kemungkinan itu tentu lebih banyak lagi. Dengan bantuan teleskop Kepler NASA juga menemukan planet mirip bumi dengan zona layak huni. Ini menjadi indikasi bahwa besar kemungkinan terdapat kehidupan di luar tata surya, dan dengan tangkapan sinyal yang ada bahkan kemungkinan kehidupan cerdas di luar sana.
Dengan menghadirkan ISSS di ART|JOG|9, Venzha berusaha untuk membangkitkan ketertarikan masyarakat Indonesia pada dunia luar angkasa, salah satunya melalui radio astronomy.
"Banyak orang pintar (di bidang astronomi) dari Indonesia yang justru memilih bekerja di luar negeri," kata Venzha menanggapi belum begitu berkembangnya dunia astronomi terutama dalam eksplorasi luar angkasa di Indonesia. Sepertinya ini juga memerlukan jawaban.
Editor : Sotyati
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...