AS Akan Perkuat Militernya di Dekat Ladang Minyak Suriah
BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat akan memperkuat keberadaan militernya di Suriah untuk mencegah para milisi ISIS memasuki ladang minyak dan mendapat keuntungan, kata Menteri Pertahanan AS Mark Esper, Jumat (25/10).
Keputusan itu merupakan manuver terbaru dari kebijakan Presiden AS Donald Trump menyangkut Suriah.
Trump telah melonggarkan rencananya menarik pasukan AS dari Suriah setelah mendapat reaksi buruk dari Kongres. Reaksi negatif juga datang dari sejumlah anggota kunci Kongres dari kubu Partai Republik, yang mengatakan Trump membiarkan Turki melaksanakan ancaman lamanya untuk menyerang pasukan Kurdi di Suriah.
Pasukan Kurdi adalah sekutu utama AS dalam pertempuran untuk memerangi kelompok ISIS.
"Kita sekarang mengambil tindakan ... untuk memperkuat posisi kita di Deir al Zor, guna memastikan bahwa kita bisa mencegah ISIS memiliki akses ke ladang-ladang minyak" kata Esper kepada para wartawan selama konferensi pers.
"Kita memperkuat posisi itu, termasuk dengan mengerahkan pasukan yang sudah dimekanisasi," kata Esper. Pasukan yang sudah dimekanisasi biasanya dilengkapi dengan tank dan aset-aset militer lainnya.
Esper tidak menyebutkan berapa besar pasukan yang saat ini berada di kawasan itu dan berapa banyak pasukan tambahan yang akan dikirimkan.
Kekosongan yang disebabkan penarikan sebagian pasukan oleh Trump telah membuka peluang bagi Rusia untuk menggerakkan pasukannya ke wilayah itu. Para pejabat AS khawatir bahwa pasukan dukungan Iran di Suriah juga bisa memanfaatkan kekacauan tersebut.
Sekitar 200 polisi militer tambahan Rusia sudah tiba di Suriah, kata Kementerian Pertahanan Rusia, Jumat. Pengiriman tambahan pasukan itu dilakukan di bawah perjanjian antara Ankara dan Moskow, yang menghentikan serangan militer Turki ke Suriah utara.
Di tengah kekhawatiran bahwa kekuatan ISIS akan muncul lagi, Trump pada Rabu (23/10) mengatakan sejumlah kecil personel pasukan AS akan tetap ditempatkan di wilayah Suriah "yang ada minyaknya." Ia mengacu pernyataannya itu pada ladang-ladang minyak di wilayah yang dikuasai Kurdi. (Reuters)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...