AS Ancam Tindakan Lebih Lanjut di Suriah
PBB, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat (AS) pada Jumat (7/4) mengancam akan mengambil tindakan militer lebih lanjut di Suriah usai serangan udaranya di sebuah pangkalan udara di negara itu dengan dalih sebagai balasan atas dugaan serangan kimia.
“Amerika Serikat mengambil langkah terencana semalam,” kata Duta Besar AS Nikki Haley kepada Dewan Keamanan PBB.
“Kami siap melakukan tindakan lebih lanjut, tapi kami harap itu tidak diperlukan.”
Dewan Keamanan bertemu dalam sidang darurat untuk membahas tindakan AS di Suriah yang disebut Rusia “pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan tindakan agresi” terhadap Suriah.
Haley mengatakan serangan udara menghancurkan sebuah lapangan udara, tempat yang diyakini AS sebagai lokasi peluncuran serangan kimia di kota yang dikuasai pemberontak Khan Sheikhun.
“Kami sepenuhnya dibenarkan dalam melakukan serangan itu,” katanya.
Sebanyak 86 orang, termasuk sedikitnya 27 anak, tewas dalam serangan kimia yang menurut AS dilancarkan Presiden Bashar al-Assad pada Selasa di Khan Sheikhun, kota yang dikuasai pemberontak di Provinsi Idlib, Suriah.
“Amerika Serikat tidak akan lagi menunggu Assad menggunakan senjata kimia tanpa konsekuensi apa pun,” tegas Haley. “Saat-saat itu sudah berakhir.”
Sementara mengancam serangan lebih lanjut, duta besar AS tersebut juga mengatakan sudah saatnya mendorong solusi politik bagi perang enam tahun itu.
Rusia Tuduh AS Langgar Hukum Internasional
Utusan Rusia untuk PBB AS melanggar hukum internasional dengan melancarkan serangan militer di Suriah.
“Amerika Serikat menyerang wilayah kedaulatan Suriah. Kami menyebut serangan itu sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan tindakan agresi,” kata Wakil Duta Besar Vladimir Safronkov kepada Dewan Keamanan, Jumat (7/4).
Dewan Keamanan mengadakan rapat darurat setelah Amerika Serikat meluncurkan rentetan serangan rudal ke pangkalan udara Suriah dengan dalih sebagai balasan atas dugaan serangan kimia.
Prancis dan Inggris mengatakan respons AS “tepat” dan menimpakan kesalahan pada Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Hasil dari autopsi yang dilakukan pada korban menunjukkan paparan racun saraf sarin, menurut pejabat kesehatan Turki.
Pertemuan Dewan Keamanan diajukan oleh Bolivia, yang juga menyebut serangan AS melanggar hukum internasional.
Duta Besar Bolivia Sacha Lorenti mengatakan Amerika Serikat bertindak sebagai “penyidik, pengacara, hakim dan algojo” di Suriah. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...