AS Deportasi Penipu Anggur Asal Indonesia
LOS ANGELES, SATUHARAPAN.COM-Seorang penipu anggur asal Indonesia, Rudy Kurniawan, dideportasi dari Amerika Serikat. Pria yang tinggal di California yang pernah menipu kolektor anggur hingga jutaan dolar AS dengan menjual minuman keras yang lebih murah yang dia simpan kembali di dapurnya.
Dia telah dideportasi ke negara asalnya, Indonesia, kata pejabat imigrasi AS, pada hari Selasa (13/4). Rudy Kurniawan, 44 tahun, dideportasi pekan lalu dalam penerbangan komersial dari Bandara Internasional Dallas / Fort Worth ke Jakarta, menurut pernyataan dari Bea Cukai dan Penegakan Imigrasi AS.
"Dia adalah ancaman keamanan publik, karena hukuman kejahatannya yang semakin parah," kata pernyataan itu dilaporkan AP.
Rudy Kurniawan. (Foto: dok. AP)
Distributor Bir
Kurniawan datang ke Amerika Serikat dengan visa pelajar pada tahun 1990-an. Dia tidak berhasil mencari suaka politik, dan diperintahkan untuk meninggalkan negara itu secara sukarela pada tahun 2003 tetapi tetap tinggal secara ilegal, kata pihak berwenang.
Kurniawan, yang keluarganya kaya raya, menjalankan sebuah distributor bir di Indonesia. Dia dihukum karena penipuan surat dan kawat pada tahun 2013 di pengadilan federal New York dan menghabiskan tujuh tahun penjara. Dia dideportasi setelah dibebaskan dari penjara ke tahanan imigrasi November lalu.
Di mata publik yang buta tentang industri anggur, jaksa penuntut di persidangan Kurniawan di New York mengatakan dia menghasilkan jutaan dolar dari tahun 2004 hingga tahun 2012 dengan memasukkan anggur Napa dan Burgundy yang lebih murah ke dalam botol palsu di rumahnya di pinggiran Los Angeles, Arcadia.
Skema ini diceritakan dalam film dokumenter Netflix tahun 2016, "Sour Grapes", dan di episode bulan Maret dari acara ABC "The Con."
Sidang Kurniawan menampilkan kesaksian dari miliarder yachtsman, pengusaha dan investor anggur William Koch, yang mengatakan dia ditipu oleh Kurniawan untuk membayar US$ 2,1 juta untuk 219 botol anggur palsu.
Seorang ahli anggur bersaksi bahwa 19.000 label botol anggur palsu yang mewakili 27 anggur terbaik dunia dikumpulkan dari properti Kurniawan. Penggerebekan FBI di rumahnya pada tahun 2012 juga menemukan ratusan botol, tutup gabus, dan stamps.
Rudy Kurniawan. (Foto: dok. AP)
Dr. Conti
Kurniawan membangun reputasi sebagai pembeli dan penjual anggur langka dan meraup puluhan juta dolar di lelang anggur. Kolektor lain menjulukinya “Dr. Conti ” untuk kecintaannya pada anggur Burgundy, Domaine de la Romanée-Conti.
Dalam satu lelang pada tahun 2006, Kurniawan menjual anggur senilai US$ 24,7 juta, rekor untuk satu penerima barang.
Namun, skema tersebut mulai terurai setelah beberapa kiriman yang dia ajukan untuk dilelang ternyata palsu. Pada tahun 2007, rumah lelang Christie di Los Angeles menarik kiriman yang seharusnya menjadi magnum dari Château Le Pin tahun 1982 setelah perusahaan mengatakan botol-botol itu palsu.
Pada tahun 2008, 22 lot anggur Domaine Ponsot senilai lebih dari US$ 600.000 ditarik dari penjualan di tengah pertanyaan tentang keasliannya.
Satu botol Domaine Ponsot yang coba dijual Kurniawan di pelelangan pada tahun 2008 dinyatakan dibuat pada tahun 1929, meskipun pembuat anggur tersebut tidak memulai pembotolan perkebunan sampai tahun 1934.
Dakwaan yang lain termasuk klaim telah membotolkan di kebun anggur tertentu antara tahun 1945 dan 1971, meskipun Domaine Ponsot mengatakan bahwa mereka belum mulai menggunakan kebun anggur itu sampai tahun 1982.
12.000 Botol Anggur Palsu
Kurniawan juga pernah mengirimkan lebih banyak magnum dari Château Lafleur tahun 1947 ke pelelangan, lebih banyak daripada yang sebenarnya diproduksi, kata jaksa penuntut.
Secara keseluruhan, Kurniawan mungkin telah menjual sebanyak 12.000 botol wine palsu, banyak di antaranya mungkin masih menjadi koleksi.
Jaksa penuntut mengatakan uang dari penipuan itu mendanai gaya hidup mewah di pinggiran kota Los Angeles termasuk memiliki mobil Lamborghini dan mobil mewah lainnya, pakaian desainer, serta makanan dan minuman enak. Pemerintah telah menyita asetnya.
Pada hukumannya, Kurniawan diperintahkan untuk membayar US$ 28,4 juta sebagai restitusi kepada tujuh korban dan kehilangan properti senilai US$ 20 juta. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...