AS Dinilai Negara Toleran pada Semua Agama, Termasuk Islam
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dosen studi Islam di Universitas California Dr. Muhammad Ali warga negara Indonesia mengatakan Amerika merupakan negara yang sangat toleran kepada semua agama termasuk Islam.
Hal tersebut dikatakan dalam diskusi yang bertema “Islam di Amerika” yang diselenggarakan di Amerika pada hari Kamis (19/11).
Semua agama maupun kepercayaan apa pun, kata Ali dapat hidup damai dan menjalankan keyakinannya di negara itu secara baik. Selama dua belas tahun dia berada di Amerika, belum pernah ia merasa didiskriminasi karena agama yang dianutnya.
Ali mengakui adanya sejumlah tindakan yang terjadi di Amerika terhadap warga muslim seperti pembakaran Alquran dan pelemparan semacam petasan ke masjid. Tetapi jumlahnya sangat sedikit dan menurutnya tidak mewakili sikap warga Amerika secara keseluruhan terhadap umat muslim.
Dengan demikian, kata Ali saat ini pemahaman kebanyakan warga Amerika terhadap Islam sudah berkembang pesat. Sebelumnya mereka selalu menghubungkan Islam dengan Timur Tengah dan fenomenanya. Tetapi, kini warga Amerika lebih terbuka dan melihat Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi semua. Ini tak lepas dari peran lembaga di Amerika yang mengumpulkan tokoh agama yang berbeda-beda untuk berdiskusi dan menyatukan pemahaman mereka tentang agama lewat acara kebudayaan.
Ketika ditanya tentang adanya penolakan kebijakan pemerintah Obama untuk menerima 10 ribu pengungsi dari Suriah dan negara-negara yang dikoyak perang lainnya, Muhammad Ali menilai hal ini hanya efek sesaat pasca serangan bom di Paris hari Jumat lalu (13/11) dan tidak ada hubungannya dengan agama.
“Ada orang yang ingin memproteksi Amerika dari pendatang-pendatang yang menurut mereka jelas punya problem, tetapi pada kenyataannya orang Suriah akan banyak yang datang dan nanti diterima. Jadi saya melihat bukan masalah besar, itu hanya political statement yang pada kenyataannya belum tentu juga,” kata Ali.
Hingga laporan ini disampaikan sebagian besar anggota Kongres dari fraksi Republik dan lebih dari 34 gubernur negara bagian di Amerika, menolak kebijakan pemerintah Obama untuk menerima para pengungsi.
Sementara itu, mantan rektor Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta Dr. Azyumardi Azra mengatakan umat Muslim di Amerika telah ikut membangun peradaban di negara itu.
Menurut Azyumardi yang pernah bersekolah di Amerika ini orang Islam bebas beribadah, termasuk menjalankan tradisi dan mengenakan pakaian sesuai ajaran agamanya seperti jilbab.
Azyumardi berpendapat bahwa adanya kalangan yang menyatakan Islam merupakan musuh Amerika, adalah sangat salah besar.
“Orang ada baik secara akademik, ilmiah berusaha menghadapkan Islam dengan Amerika atau Islam dengan barat, secara aktual dan faktual itu keliru karena sesungguhnya kita tidak bisa dikotomikan Islam dengan Amerika. Di Amerika sendiri banyak orang Islam,” kata dia.
Sementara itu, pengusaha Erick Tohir mengungkapkan di Amerika banyak sekali orang dengan latar belakang dan keragaman itu justru membuat orang hidup saling menghormati.
“Ke depan kalo sekarang banyak anak-anak muda yang bisa inovasi, karena bisnis inovasi menjadi kunci, kesuksesan bagi generasi berikutnya. Salah satu dari banyak negara di Amerika contohnya ketika industri digital berkembang , banyak sekali pengusaha yang sukses usianya masih sangat muda,” kata dia. (voaindonesia.com)
Editor : Bayu Probo
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...