AS: Dukungan Keuangan untuk Lebanon Hanya Jika Ada Reformasi
Tidak Ada Dana Talangan, Bantuan Langsung ke Rakyat Lebanon.
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Lebanon hanya akan menerima dukungan keuangan ketika para pemimpinnya memberlakukan reformasi, kata seorang pejabat senior Amerika Serikat, hari Sabtu (15/8), mendesak mereka untuk menanggapi tuntutan rakyat Lebanon untuk pemerintahan yang baik dan mengakhiri korupsi.
"Ketika kami melihat para pemimpin Lebanon berkomitmen untuk perubahan nyata, perubahan kata dan perbuatan, Amerika dan mitra internasionalnya akan menanggapi reformasi sistemik dengan dukungan keuangan yang berkelanjutan," kata David Hale pada akhir kunjungan tiga hari di Beirut menyusul bencana ledakan bahan kimia awal bulan ini.
Hale, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik, juga mengatakan bahwa Amerika Serikat siap bekerja dengan Kongres untuk menjanjikan dana tambahan hingga US$ 30 juta untuk memungkinkan aliran biji-bijian melalui Pelabuhan Beirut segera dan sementara.
Hale juga mengatakan bahwa tidak ada bailout finansial untuk Lebanon, dan mengatakan tim FBI akan tiba akhir pekan ini untuk mengambil bagian dalam penyelidikan atas undangan pihak berwenang Lebanon.
Tuntutan Aktivis dan Relawan
Hale tiba di Beirut pada hari Kamis (13/8), di mana dia bertemu dengan sukarelawan yang membantu di lokasi ledakan, serta pemimpin politik dan agama negara itu.
“Amerika menyerukan kepada para pemimpin politik Lebanon untuk akhirnya menanggapi tuntutan rakyat yang sudah lama ada dan sah dan membuat rencana yang kredibel, diterima oleh rakyat Lebanon, untuk pemerintahan yang baik, reformasi ekonomi dan keuangan yang sehat, dan diakhirinya korupsi endemik yang telah melumpuhkan,'' katanya.
“Tapi puluhan aktivis dan sukarelawan muda yang saya temui dengan terus terang menuntut tidak ada dana talangan,'' kata Hale dalam pesan yang direkam yang diposting di situs web Kedutaan Besar AS, hari Sabtu.
Komentar Hale sejalan dengan pesan Washington sebelum kunjungan tersebut. Tetapi dia tidak merinci apakah AS dan sekutu Barat siap mendukung pemerintah di mana kelompok Hizbullah yang didukung Iran memiliki pengaruh kuat.
Masalah Hizbullah
Setelah mengunjungi lokasi ledakan, Hale meminta negara untuk melakukan kontrol atas perbatasan dan pelabuhannya, dengan referensi yang jelas untuk klaim kelompok Hizbullah yang mengendalikan mereka. “Kita tidak akan pernah bisa kembali ke era apapun yang terjadi di pelabuhan atau perbatasan Lebanon,'' kata Hale.
Washington dan sekutunya menganggap kelompok Hizbullah yang didukung Iran sebagai organisasi teroris, dan menuduhnya menyalahgunakan dana pemerintah dan merusak otoritas negara. Ada spekulasi di media lokal bahwa Hale akan mendorong pemerintah untuk mengecualikan kelompok tersebut.
Dalam pesan yang jelas, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya mendorong pemerintah persatuan nasional yang memiliki perwakilan dan dukungan politik yang luas. Membentuk “pemerintah netral,'' katanya, akan “membuang-buang waktu.''
Bantuan Tidak Lewat Pemerintah
Kemarahan rakyat telah menumpuk di Lebanon terhadap korupsi elite penguasa, salah urus dan ketidakpastian politik yang banyak disalahkan karena mendorong negara itu menuju kebangkrutan dan kemiskinan.
Ledakan itu hanya menambah kemarahan publik. Penyebab kebakaran yang menyulut hampir 3.000 ton amonium nitrat di pelabuhan Beirut masih belum jelas. Dokumen telah muncul yang menunjukkan pimpinan puncak dan pejabat keamanan negara itu mengetahui bahan kimia yang disimpan di pelabuhan.
Banyak orang Lebanon menyerukan penyelidikan internasional independen, dengan mengatakan mereka tidak mempercayai faksi-faksi politik yang telah lama mengakar untuk mengizinkan hasil apa pun terungkap yang merusak kepemimpinan mereka.
Di bawah tekanan, pemerintah Lebanon mengundurkan diri pada 10 Agustus dan melayani dalam kapasitas sebagai pemerintah sementara. Sejauh ini, belum ada konsultasi formal tentang siapa yang akan menggantikan Hassan Diab sebagai perdana menteri dan kemungkinan tidak ada kandidat yang muncul. Tetapi kesibukan kunjungan diplomatik tampaknya dirancang untuk mempengaruhi pembentukan pemerintahan baru.
Para pemimpin Barat mengatakan mereka akan mengirimkan bantuan langsung kepada rakyat Lebanon dan bahwa miliaran dolar tidak akan disalurkan ke negara itu sebelum reformasi besar terjadi.
Iran Tuduh Ada Agenda Politik
Hale mengatakan Amerika Serikat sejauh ini telah menyumbangkan US$ 18 juta kepada rakyat Lebanon dalambentuk makanan dan kebutuhan pokok lainnya. Juga sedang bersiap untuk bekerja dengan Kongres untuk mendapatkan tambahan US$ 30 juta guna memastikan aliran biji-bijian setelah silo di ibu kota dihancurkan dalam ledakan itu. Bantuan tersebut, kata dia, akan ditangani langsung oleh Program Pangan Dunia (WFP).
“Ini adalah momen bagi Lebanon untuk mendefinisikan Lebanon, bukan visi asing,'' kata Hale. “Lebanon seperti apa yang Anda miliki dan Lebanon seperti apa yang Anda inginkan? Hanya orang Lebanon yang bisa menjawab pertanyaan itu.''
Bertepatan dengan kunjungan Hale adalah Menteri Luar Negeri Iran, Jawad Zarif, mengatakan negara-negara Barat mengeksploitasi bencana Lebanon untuk mendorong diktat politik mereka. Iran adalah pendukung asing utama Hizbullah dan telah memberikan dukungan keuangan dan teknis kepada kelompok tersebut selama bertahun-tahun.
Pada hari Jumat, Perserikatan Bangsa-bangsa menyerukan bantuan US$ 565 juta untuk Lebanon untuk kemanusiaan dan upaya pemulihan awal. Minggu lalu, donor internasional menjanjikan hampir US$ 300 juta bantuan darurat ke Lebanon.
Najat Rochdi, koordinator kemanusiaan PBB untuk Lebanon mengatakan, “Kami akan sangat ketat tentang penggunaan bantuan kemanusiaan. Kami akan memantau dengan cermat setiap pengiriman bantuan kemanusiaan kami.'' katanya. (AP/AFP)
Editor : Sabar Subekti
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...