AS Izinkan Penggunaan Plasma Darah untuk Pasien COVID-19
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada Minggu (23/8) memuji otorisasi darurat pemerintah federal untuk penggunaan plasma darah orang yang sembuh dari virus corona.
Trump menyebutnya "pengumuman yang benar-benar bersejarah" dan mengklaim bahwa itu akan "menyelamatkan banyak nyawa" pasien virus corona.
Trump dan Menteri Kesehatan AS Alex Azar, dalam pengarahan kepada wartawan, mencatat tingkat kematian menurun sebesar 35 persen pada pasien berusia kurang dari 80 tahun yang tidak menggunakan respirator, sebulan setelah menerima perawatan itu pada fase awal penyakit mereka.
"Ini merupakan kemajuan besar dalam perawatan pasien," kata Azar.
Plasma darah konvalesen diambil dari pasien yang telah sembuh dari virus corona dan kaya akan antibodi. Terapi itu telah digunakan untuk merawat puluhan ribu pasien Covid-19 di AS.
Sebelum komentar presiden itu, Badan Pangan dan Obat-obatan (Food and Drug Administration/FDA) mengumumkan telah memberi otorisasi -- tapi secara teknis belum menyetujui sepenuhnya -- penggunaan plasma darah yang mengandung antibodi dari pasien yang telah sembuh dari Covid-19.
Pengumuman itu disampaikan sehari setelah Trump, lewat Twitter, mencuit bahwa “deep state atau siapa pun” di FDA “mempersulit perusahaan obat untuk mendapatkan relawan untuk uji coba vaksin dan terapeutik (pengobatan).
Lewat Twitter dia mengatakan; “dengan terang-terangan, mereka berharap menangguhkan tindakan atas pandemi virus corona hingga setelah 3 November. Harus fokus pada kecepatan dan penyelamatan nyawa!”
Trump merujuk pada tanggal pemilihan presiden dimana dia akan berhadapan dengan mantan wakil presiden Joe Biden, kandidat Partai Demokrat.
Sejumlah pakar kesehatan Amerika mengatakan vaksin virus corona tidak akan tersedia sebelum akhir tahun ini atau awal 2021, jika hasil pengujian yang sedang dilakukan di beberapa negara – termasuk Amerika – terbukti berhasil.
Pandemi virus corona telah menewaskan hampir 177.000 orang di AS dan menginfeksi sekitar 5,7 juta orang -- paling banyak dari negara manapun. (VOA)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...